Bismillahirrohmaanirrohiim.
Kepada anak ku tersayang, buah
hati dan cahaya kecil kehidupanku. Sebagai seorang ibu aku begitu bahagia bisa
membesarkan dan merawat dirimu sampai sebesar ini. Melihat dirimu yang kini
mulai memasuki usia dewasa, melihat malaikat kecil hatiku kini mulai menjalani
kehidupannya sendiri.
Anakku, ibu begitu bahagia sedari
mengandung dirimu dulu. Betapa hidup ini sungguh indah mengetahui aku akan
menjadi seorang ibu, saat itu dalam hatiku berjanji untuk menjagamu
sebaik-baiknya. Aku mulai memperhatikan kesehatan dan aktivitasku, menjaga
asupan makanku agar dirimu yang di dalam rahimku tumbuh sehat hingga waktunya
kau lahir di dunia. Beratnya perjuanganku terhapus jika aku membayangkan dirimu
terlahir sehat dan bisa memanggil diriku “ibu”. Aku sangat menyayangimu,
anakku. Bulan berganti bulan, akhirnya kau pun terlahir ke dunia. Malaikat
kecilku kini bisa aku peluk dan aku timang, tangisanmu adalah musik penyemangat
bagiku. Dirimu adalah salah satu kebahagiaan dan semangat diriku dalam
menjalani hidup. Ketika melihatmu dengan jari-jemari yang mungil, aku
membayangkan menjadi apa dirimu kelak ketika sudah dewasa, presiden kah? Polisi
kah? Seorang tentara? Pahlawan? Bagiku tidaklah mengapa engkau nanti ingin
menjadi apa, yang aku ingin dan doakan adalah menjadi apapun dirimu nantinya,
yang penting engkau menjadi hamba yang taat dan juga anak yang berbakti pada
orangtuamu.
Dirimu kian besar, ingatkah
dirimu ketika aku mau menyuapimu makan namun engkau berlari-lari? Mengajak
diriku yang sudah cukup tua mengejar-ngejar dirimu yang masih begitu belia dan
tidak mengenal lelah. Namun itu adalah sekeping momen bahagia bagiku.
Menemanimu ke sekolah, mengajarimu mengahapl surat-surat, mengajarimu bermain
sepeda, itu hanyalah beberapa kepingan memori indah yang akan aku simpan terus
di dalam hatiku, jauh di lubuk hatiku, hati seorang ibu. Mungkin kau tidak
ingat ketika dulu kau sakit demam yang tinggi, aku merasa begitu khawatir
dengan keadaanmu, hingga mungkin sempat aku salah tingkah dan memarahimu. Namun
ketahuilah anakku, itu bukan maksudku, namun sejujurnya aku sangat
mengkhawatirkan dirimu. Aku tidak ingin melihat buah hatiku menderita. Sungguh
aku begitu menyayangimu.
Dewasa, itulah yang bisa aku
katakan untuk menggambarkan dirimu kini. Dirimu yang dulu selalu merajuk
kepadaku saat dirimu terjatuh, kini kau selalu bangkit dengan sendirinya tanpa
merajuk sedikitpun padaku. Kau pun kini mempunyai duniamu sendiri, terkadang
kau berangkat pagi sekali dan pulang ketika larut malam. Kau berkata padaku
“Ini usaha meraih impianku, bu. Aku mohon ibu doakan aku.” Aku menuruti apa mau
kamu, aku berusaha untuk tidak mengkhawatirkan dirimu, namun bagi seorang ibu,
tetap saja itu hal yang mustahil aku lakukan. Aku selalu mengkhawatirkanmu
ketika aku jauh darimu. Sudah kah engkau makan? Apakah kamu baik-baik saja?
Apakah ada kesulitan yang menimpa dirimu di luar? Itulah yang sering
menghinggapi hatiku, namun aku hanya berdoa pada Allah,
“Ya Allah, jagalah buah hati dan
malaikat kecilku disaat penjagaanku tidak sampai kepadanya.”
Anakku, kini usiaku sudah senja,
aku tidak tahu kapan Allah akan membawaku menjauh darimu, selamanya. Di setiap
sujud dan di dalam doa selalu aku selipkan doa terbaik untukmu pada Sang Maha
Menjaga, aku berdoa agar kau selalu dalam bimbingan-Nya, penjagaan-Nya, juga
cinta-Nya, dimana cinta-Nya akan selalu menemanimu seperti cintaku ini padamu.
Anakku, ketika aku udah tiada, aku memiliki satu permintaan sederhana, ingatlah
aku sebagai ibumu, dan doakan driku selalu.
Yang amat mencintaimu, Ibu.
Tidak ada komentar:
Posting Komentar