Setiap apa yang terjadi mengandung hikmah bagi setiap orang yang mau melihatnya lebih bijak. Karena bersama kesedihan terdapat kebahagiaan.

Senin, 24 Desember 2012

Pembunuh Yang Bertaubat


Dari Abu Sa’id Sa’ad bin Malik bin Sinan Al-Khudriy r.a, Nabi SAW bersabda, 

“Sebelum kalian, ada seorang laki-laki membunuh 99 orang. Kemudian ia bertanya kepada penduduk sekitar tentang seorang yang alim, maka ia ditunjukkan kepada seorang Rahib (Pendeta Bani Israil). Setelah mendatanginya, ia menceritakan bahwa ia telah membunuh 99 orang, kemudian ia bertanya: “Apakah ia bisa bertaubat?” Ternyata pendeta itu menjawab: “Tidak” Maka pendeta itupun dibunuh sehingga genaplah jumlahnya 100. 

Kemudian ia bertanya lagi tentang seorang yang alim di atas bumi ini. Ia ditunjukkan kepada seorang laki-laki alim. Setelah menghadap ia bercerita bahwa dirinya telah membunuh 100 jiwa, dan bertanya: “Bisakah saya bertaubat?” Orang alim itu menjawab: “Ya, siapakah yang akan menghalangi orang bertaubat? Pergilah kamu ke kota ini (menunjukkan ciri-ciri kota yang dimaksud), sebab di sana terdapat orang-orang yang menyembah Allah Ta’ala. Beribadahlah kepada Allah bersama mereka dan jangan kembali ke kotamu, karena kotamu kota yang jelek!”

Lelaki itupun berangkat, ketika menempuh separuh perjalanan, maut menghampirinya. Kemudian timbullah perselisihan antara malaikat Rahmat dengan malaikat Azab, siapakah yang lebih berhak membawa ruhnya. Malaikat Rahmat beralasan bahwa: “Orang ini datang dalam keadaan bertaubat, lagi pula menghadapkan hatinya kepada Allah.” Sedangkan malaikat Azab (bertugas menyiksa hamba Allah yang berdosa) beralasan: “Orang ini tidak pernah melakukan amal baik.” 

Kemudian Allah SWT mengutus malaikat yang menyerupai manusia mendatangi keduanya untuk menyelesaikan masalah itu, dan berkata: “Ukurlah jarak kota tempat ia meninggal antara kota asal dengan kota tujuan. Manakah lebih dekat, maka itulah bagiannya.” Para malaikat lalu mengukur, ternyata mereka mendapati si pembunuh meninggal dekat dengan kota tujuan, maka malaikat Rahmat lah yang berhak membawa ruh orang tersebut.” (H.R Bukhari-Muslim)

Tidak ada komentar:

Posting Komentar