Setiap apa yang terjadi mengandung hikmah bagi setiap orang yang mau melihatnya lebih bijak. Karena bersama kesedihan terdapat kebahagiaan.

Selasa, 29 November 2011

Kasih Sayang Tak Berujung

Konon pada jaman dahulu, di suatu tempat ada semacam kebiasaan untuk membuang orang lanjut usia ke hutan. Mereka yang sudah lemah tak berdaya dibawa ke tengah hutan yang lebat, dan selanjutnya tidak diketahui lagi nasibnya.

Alkisah ada seorang anak yang membawa orang tuanya (seorang wanita tua) ke hutan untuk dibuang. Ibu ini sudah sangat tua, dan tidak bisa berbuat apa-apa lagi. Si anak laki-laki ini menggendong ibu ini sampai ke tengah hutan.

Selama dalam perjalanan, si ibu mematahkan ranting-ranting kecil. Setelah sampai di tengah hutan, si anak menurunkan ibu ini.

“Bu, kita! sudah sampai”, kata si anak. Ada perasaan sedih di hati si anak. Entah kenapa dia tega melakukannya.

Si ibu , dengan tatapan penuh kasih berkata:”Nak, Ibu sangat mengasihi dan mencintaimu. Sejak kamu kecil, Ibu memberikan semua kasih sayang dan cinta yang ibu miliki dengan tulus. Dan sampai detik ini pun kasih sayang dan cinta itu tidak berkurang."

"Nak, Ibu tidak ingin kamu nanti pulang tersesat dan mendapat celaka di jalan. Makanya ibu tadi mematahkan ranting-ranting pohon, agar bisa kamu jadikan petunjuk jalan”.

Setelah mendengar kata-kata ibunya tadi, hancurlah hati si anak. Dia peluk ibunya erat-erat sambil menangis. Dia membawa kembali ibunya pulang, dan merawatnya dengan baik sampai ibunya meninggal dunia.
 ***********************************************************************************************
Sebuah peribahasa mengatakan bahwa, "Kasih ibu sepanjang jalan, kasih anak sepanjang tongkat." betapa jauh perbandingan panjang antara sebuah jalan dengan panjang sebuah tongkat yang mungkin hanya beberapa meter saja panjangnya. pengorbanan orang tua (khususnya seorang ibu) untuk anak-anaknya tidak lah bisa kita balas sepenuhnya. ibu kita sering berkorban untuk kita, anak-anaknya. tidak peduli dengan keadaan dirinya, yang ada dalam hatinya hanya terlintas bahwa anak-anaknya bahagia. pernah kah kita menyadari ibu terkadang berbohong untuk menutupi keadaan dirinya yang sebenarnya pada anak-anaknya? atau sekedar mengucapkan "terima kasih" saat dia memasakkan makanan untuk kita? semua yang ibu lakukan adalah pengorbanan, tapi dalam pikiran kita itu semua tertutup dengan alasan "itu adalah kewajiban seorang ibu", sadarilah bahwa yang dilakukan itu adalah pengorbanan, bukan sekedar kewajiban. mungkin kita sebagai anak tidak bisa membalas banyak jasa-jasa ibu kita, paling tidak janganlah kita tega membuatnya menangis karna ulah kita. dan ingat satu hal, segalak-galaknya ibu kita, masih lebih galak Ibu kota.

Tidak ada komentar:

Posting Komentar