Setiap apa yang terjadi mengandung hikmah bagi setiap orang yang mau melihatnya lebih bijak. Karena bersama kesedihan terdapat kebahagiaan.

Selasa, 29 November 2011

AL-QUR'AN vs SAINS, Mana yang lebih dulu menjelaskan?

Zaman ini ilmu pengetahuan terus-menerus berkembang seiring dengan sering dilakukannya penelitian-penelitian oleh para ahli, namun tahukah kita bahwa Al-Qur’an telah menjelaskan semua hal-hal dalam dunia sains yang pada awalnya menjadi misteri bagi umat manusia? Mari kita lihat beberapa ayat di bawah ini.

Dan Kami telah meniupkan angin untuk mengawinkan (tumbuh-tumbuhan) dan Kami turunkan hujan dari langit, lalu Kami beri minum kamu dengan air itu dan sekali-kali bukanlah kamu yang menyimpannya” (QS. Al-Hijr : 22)



Dalam sains khususnya dalam biologi, tumbuhan dapat berkembang biak dengan beberapa cara dan salah satunya adalah dengan bantuan angin yang bertiup. Tiupan angin membawa serbuk sari dari bunga jantan yang kemudian jatuh pada putik sari, sehingga terjadilah perkawinan antara bunga itu. Hal ini manusia bisa katakan setelah penelitian dilakukan beberapa abad yang lalu, tapi bukankah Al-Qur’an telah lebih lama turun sebelum hal itu terungkap oleh manusia. Ketika sains belum semaju saat ini.


“Barang siapa yang Allah menghendaki akan memberikan kepadanya petunjuk, niscaya Dia melapangkan dadanya untuk (memeluk agama) Islam. Dan barang siapa yang dikehendaki Allah kesesatannya, niscaya Allah menjadikan dadanya sesak lagi sempit, seolah-olah ia sedang mendaki ke langit. Begitulah Allah menimpakan siksa kepada orang-orang yang tidak beriman.” (QS. Al-An’am : 125)



lapisan langit

Seperti yang telah kita ketahui bersama, ketinggian tempat berpengaruh pada jumlah oksigen yang tersedia. Semakin tinggi suatu tempat maka semakin tipis kadar oksigen yang berada pada wilayah itu. Bumi ini memiliki beberapa lapisan atmosfer, semakin tinggi lapisan atmosfer itu, maka semakin tipis dan berkurang kadar oksigen itu. Bayangkan, bagaimana mungkin manusia pada zaman Rasul mengetahui hal ini? Sedangkan zaman Rasul belum ditemukan pesawat terbang bahkan pesawat ulang-alik untuk menjelajah angkasa. Padahal pesawat baru ditemukan oleh Wright Bersaudara beberapa abad kemudian.

“Dan laut yang di dalam tanahnya ada api.” (QS. Ath-Thuur : 6)



Api dengan air adalah dua hal yang amat sangat bersebrangan dan tidak bisa menyatu, bila air menyerang api, maka padamlah api itu, namun bila api memanaskan air, maka air itu pun akan menguap, salah satu dari kedua hal itu akan kalah bila salah satunya lebih dominan. Namun penelitian membuktikan, bahwa di kedalaman laut di suatu daerah, terdapat gunung-gunung api yang aktif dan memiliki magma yang begitu panas sekitar kurang lebih 800 derajat celcius. Namun api yang berupa magma itu tidak padam walau berada di dalam air sekalipun dan air yang berada di sekilingnya tidak mendidih. Apakah dulu Rasul menyelam sampai jauh ke dalam laut untuk mengatakan hal itu? Bukankah semakin dalam akan terdapat tekanan yang bisa membahayakan manusia? Mengapa bisa begitu? Karna Al-Qur’an adalah firman-firman Allah Yang Maha Mengetahui segala sesuatu, dan bukan buatan manusia bahkan sekaliber Rasul sekalipun tidak bisa membuat atau menandingi Al-Qur’an.

Al-Qur’an adalah alam yang ditulis, alam adalah Al-qur’an yang tergambar, Nabi Muhammad SAW adalah Al-Qur’an yang berjalan dan bergerak.

2 komentar: