Setiap apa yang terjadi mengandung hikmah bagi setiap orang yang mau melihatnya lebih bijak. Karena bersama kesedihan terdapat kebahagiaan.

Senin, 27 Mei 2013

Malaikat Kecil

Bismillahirrohmaanirrohiim.
Bukan tentang cinta sekedar surat cinta, namun cinta dari seorang yang akan menjadi ayah meski masih lama.
Assalamu’alaykum Warahmatullahi Wabarakatuh.
Surat ini aku tuliskan bukan untuk ibunda tercinta, bukan juga untuk bidadari duniaku nanti, namun khusus untuk malaikat kecilku nanti, yang terlahir dari bidadariku dan akan memanggilku dengan sebutan “ayah”.


Nak, sengaja aku tuliskan surat ini karena aku ingin engkau mengetahui bahwa aku mencintai dirimu, sungguh-sungguh mencintai dirimu bahkan sebelum aku menatap matamu, sebelum jemari tangan mungilmu menggenggam jariku yang kasar dan keras. Aku mencintai dirimu bahkan ketika nanti dirimu masih di dalam rahim bidadariku yang akan engkau panggil “ibu”. Aku mencintai dirimu bahkan jauh sebelum aku berjumpa dan menikahi ibu. Cinta untukmu sudah ada di dalam hatiku kini. Mungkin kau juga perlu tahu, ketika menuliskan surat ini, usiaku barulah menginjak 21 tahun. Namun aku sudah begitu mencintaimu, anakku.
Setiap aku ingin melakukan suatu tindakan, atau hendak mengambil keputusan, aku bertanya pada diri sendiri “apakah yang akan aku lakukan ini berguna dan membawa kebaikkan untuk anakmu nanti?” ya, karna aku tidak ingin asal bertindak dan memilih yang nantinya membawa keburukan untukmu. Jika membawa keburukan, biarlah saja itu hanya tertuju kepadaku, tapi jangan kepada dirimu. Malaikat kecilku, aku memilih ibumu juga bukan hanya karena aku mencintainya, namun juga karena aku mencarikan seorang ibu yang terbaik untuk dirimu. Lagi-lagi aku lakukan ini untukmu.
Malaikat kecilku, jika suatu hari engkau mengetahui kelemahan-kelemahanku dan membuat dirimu malu kepadaku, maafkan aku. Aku bukanlah seorang malaikat atau dewa yang tidak memiliki cacat. Aku hanya manusia biasa, yang ingin bisa membesarkanmu dengan cinta yang luar biasa. Aku ingin bisa menjadi sosok pahlawan bagi dirimu. Berusaha memberikan yang terbaik untuk membahagiakanmu. Jika suatu hari nanti aku atau ibumu memarahimu, ingatlah, bukan karena kami membencimu, bukan karena kamu menyebalkan, tapi karena kami menyayangimu dan kami khawatir dengan dirimu. Maafkanlah kami malaikat kecilku.
Cukup sampai sini aku tuliskan dan tumpahkan semua kerinduan hatiku kepadamu. Semoga Allah berkenan mempertemukan aku dengan dirimu, jikalau ajalku belum menjemput diriku, malaikat kecilku.

Untuk malaikat kecilku,


Ayah

2 komentar: