Assalamu’alaykum
Wr. Wb.
Mungkin
ada sebagian teman yang memfollow saya ditwitter mengenal saya setelah saya
hijrah, dan hanya sedikit yang tahu bagaimana saya sebelum dan saat proses
hijrah itu. Dan entah kenapa saya ingin membagi cerita hidup saya ini kepada
teman pembaca semua. Semoga bisa memberi inspirasi dan manfaat.
Bagaimana
saya memulia ceritanya ya? Bingung hehehe J
Baiklah, begini saja, sila dibaca:
“Masa
lalu saya tepatnya ketika usia remaja atau sedang sekolah SMA adalah masa-masa
jahiliyah dalam hidup saya. Saat itu pribadi dan sifat saya berbanding terbalik
dengan diri saya sekarang jika teman-teman mengenal saya dari tweet-tweet saya.
Dahulu saya anak yang nakal, melawan orang tua, punya pacar (tapi sekarang anti
banget banget sama pacaran, hehe), ibadah low, yah begitulah saya pun
menyesalinya.
Sekitar
2 tahun seperti itu juga dipengaruhi oleh lingkungan, itulah sebabnya kenapa
saya menganjurkan teman-teman pembaca semua untuk pandai dalam memilih
lingkungan pergaulan. Bersenang-senang dengan cara yang tidak islami, membuat
saya merasakan senang tapi dalam hati gersang. Jasad senang, tapi ruhiyyah
meradang. Hingga satu peristiwa terpenting dalam hidup saya membuat saya hijrah
untuk selamanya. Apa kejadiannya?
Waktu
itu saya diputusin oleh pacar saya itu, sakit hati? Iya sakit hati, tapi justru
sakit hati itu ternyata membawa saya pada satu pemahaman, “Cinta manusia itu datang dan pergi, namun cinta Dia tidak pernah
pergi, hanya kita yang selalu menghindari cinta-Nya.” Setelah itu pun saya
berikrar kepada Allah untuk tidak lagi berpacaran. Apa cukup sampai itu? Tentu saja
tidak. Ketika seseorang memutuskan untuk hijrah, akan ada saja halangannya
terutama dalam hal janji untuk tidak pacaran (teman-teman bisa baca di tulisan “Ikrarku
Pada-Mu 1 & 2” di blog ini juga), dan teman-teman saya yang dulu dirasakan
mulai tidak nyaman saya tinggalkan, tapi sampai saat ini masih silaturahim.
“Ketika kita memilih Allah sebagai tujuan,
maka yang berbeda tujuan akan meninggalkan. Namun yakinlah Allah akan memberimu
teman yang memiliki satu tujuan. Ridho Allah.”
Alhamdulillah
dengan yakin akan sugesti itu, perlahan Allah mempertemukan saya dengan
orang-orang yang hebat. Izinkan saya sebutkan beliau-beliau : Ria Nurfitriani
Dewi, Teh Pepew, Kang Wandy, Teh Yuyu , Teh Depoy, Kang Arief, Sobat Loversh,
Mas Brili, Kang Rendy, Kang Canun dan Teh Fufu yang beliau-beliau semua adalah
inspirator dalam bidangnya, semoga saya seperti beliau-beliau nantinya
(aamiin).
kelas berapa pacarannya? berapa lama pacarannya? waktu itu, motivasi buat pacaran apa? apakah hanya untuk status atau bagaimana?
BalasHapusSengaja googling nama "Ria Nurfitriani Dewi" di search engine, lalu terdampar di tulisan ini. Baru tau..
BalasHapusTerima kasih, Panji. Alhamdulillah Ria juga banyak belajar dari Panji. Semoga kita semua istiqomah di jalan-Nya :)