Bismillahirrohmaanirrohiim.
Kadang saya merasa tergelitik ketika mengetahui
ada seseorang yang bertanya “Kamu islam apa?” atau bahkan jika ada yang
bertanya langsung kepada saya “Kamu islamnya apa?” terkadang jawaban saya
berbeda-beda untuk bercanda. Terkadang saya menjawab “Saya islam yang Rasul
bawa dari dulu kok” atau saya jawab “Ya islam aja, tanpa embel-embel”. Cukup lucu
memang dengan orang-orang yang bertanya seperti itu. Benarkah islam itu hanya
satu? Lalu kenapa ada seperti Muhammadiyah, Nahdhatul Ulama, Jama’ah Tabligh,
Ikhwanul Muslimin, Hizbut Tahrir, dan sebagainya?
Izinkah saya menjelaskan dengan segala
kerendahan hati dan juga memohon maaf jika ada salah kata, karena dangkalnya
pemahaman saya terkait hal ini. Ya, islam memang satu. Sedangkan Muhammadiyah,
Nahdhatul Ulama, Jama’ah Tabligh, Ikhwanul Muslimin, Hizbut Tahrir, dan
sebagainya adalah yang disebut dengan ‘Harokah’ atau yang memiliki arti ‘pergerakan’.
Sama seperti artinya yaitu ‘bergerak’ maka bisa dibilang harokah adalah jalan
syiar agama islam untuk menyebarkan ajarannya dan juga kebenaran yang Allah
Sang Pencipta ajarkan. Apakah dengan harokah membuat islam menjadi
terpecah-belah dan berkotak-kotak sehingga tidak menjadi satu?
Jawabannya bisa ‘iya’ dan juga ‘tidak’
tergantung pada setiap individu masing-masing. Bagi saya sendiri, perbedaan
harokah bukanlah suatu perpecahan. Yang membuat perpecahan adalah
individu-individu yang justru saling menghujat dan menjatuhkan antar harokah.
Itulah yang kemudian membuat orang-orang berpikir bahwa islam berkotak-kotak,
padahal itu terjadi karena orang-orang yang berpikiran sempit dan juga yang
disebut “shahabiyyah” atau mengagungkan satu kelompok dan merendahkan kelompok
lain.
Islam itu satu, harokah itu banyak.
Kita semua tentunya tidak akan menolak sebuah
fakta bahwa manusia memiliki satu tubuh dengan banyak anggota badan. Setiap
anggota badan memiliki tugas, mekanisme masing-masing. Dan tubuh manusia hidup
karena di dalamnya terdapat ruh. Seperti itu pula gambaran islam dengan
harokah-harokah yang ada. Islam adalah secara keseluruhan yang disebut dengan
tubuh, sementara harokah-harokah adalah bagian-bagian dari anggota tubuh
tersebut. Dan ruh dari ‘tubuh’ islam tanpa terkecuali juga setiap ‘anggota
tubuh’ itu adalah hukum-hukum islam, yaitu Al-Qur’an dan Sunnah Rasulullah. ‘Akal’
dari ‘tubuh’ itu adalah manhaj salafus shalih. Ya, semua harokah yang memiliki ‘ruh’
dan juga ‘akal’ yang sama adalah ibarat satu tubuh, yang seharusnya apabila
satu tubuh itu sakit, maka tubuh yang lain akan bereaksi, dengan mengobati agar
mereda sakit pada bagian itu. Begitulah, ukhuwwah islamiyyah global seharusnya.
“Perumpamaan
orang-orang mukmin dalam berkasih sayang bagaikan satu tubuh, apabila satu
anggota badan merintih kesakitan maka sekujur badan akan merasakan panas dan
demam”.
(HR. Muslim)
Bayangkan jika setiap harokah atau anggota
tubuh kita ini justru tidak bersinergi dan malah saling menyakiti, tangan
melukai kaki, mulut mengoyak tangan, dan kaki membentukan kepala. Hasil
akhirnya adalah kehancuran. Ya, islam akan hancur dan Allah akan mengganti
dengan umat islam yang lebih baik lagi. Sadarilah kawan-kawan, sudah saatnya
kita saling bahu-membahu meski kita berbeda jalan. Meski kita berbeda metode.
Sadari, tujuan kita juga satu. Islam rahmatan lil ‘alamin ini Berjaya dan
khilafah seperti zaman Rasul kembali tegak di muka bumi Allah ini.
Hanya ada satu pilihan,
“Bahu-membahu, atau hancur oleh para musuh
islam yang sudah bersekutu.”
Na'am, setuju
BalasHapus*ada yg salah tulis akh, sepertinya yg dimaksud ashabiyah, bukan shahabiyyah
Barakallaahu fiik