Setiap apa yang terjadi mengandung hikmah bagi setiap orang yang mau melihatnya lebih bijak. Karena bersama kesedihan terdapat kebahagiaan.

Kamis, 09 Agustus 2012

Ikrarku pada-Mu 1



                Mungkin teman-teman ditwitter khususnya sahabat-sahabat #LOVERSH tahu saya begitu menolak yang namanya “PACARAN”, tapi sepertinya belum semua tahu kenapa saya begitu menolaknya. Beginilah ceritanya J
                Dulu saya pernah khilaf (berpacaran) karna masih minimnya pemahaman agama dan pergaulan sekitar yang mendukung saya untuk itu. Tapi alhamdulillah setelah menemukan hidayah dari Allah SWT, meskipun sedikit menyakitkan, saya bisa move on (cara move on bisa dibaca di artikel saya “How To Move On”). Oke, bukan itu yang ingin saya ceritakan sebetulnya hehe :D
Ini adalah satu bagian perjalanan saya menjadi seorang ikhwan yang ingin meraih cinta yang halal. Kisah perjanjian saya dengan Sang Maha Cinta. Beberapa tahun yang lalu setelah saya putus dengan sangat menyakitkan, saya memutuskan untuk tidak lagi berpacaran, kecuali setelah menikah. Awalnya saya ragu, apakah mungkin bisa? Dan alasan apa saya harus menolak dan tetap bersikukuh untuk istiqomah menjaga diri sampai halal? Saya terus mencari alasan yang kuat agar saya bisa memiliki pegangan jika saya goyah. Saya kaji baik-buruk pacaran, baik secara umum maupun syariat, namun hati saya belum mantap. Hingga suatau maghrib ketika tilawah qur’an, sampailah saya pada ayat yang sampai saat ini menjadi prinsip saya,

                “Perempuan-perempuan yang keji untuk laki-laki yang keji, dan laki-laki yang keji untuk perempuan-perempuan yang keji (pula), sedangkan perempuan-perempuan yang baik untuk laki-laki yang baik, dan laki-laki yang baik untuk perempuan-perempuan yang baik (pula)...” (Q.S an-Nuur:26)

                Saya begitu tersentuh dan tersadar, inilah alasan saya kenapa harus menjaga diri sampai akad nanti, sampai halal nanti, karena saya menginginkan jodoh dan pasangan yang nantinya baik dan begitu indah akhlaknya. Allah hanya akan memberikan hamba-Nya yang baik untuk dinikahi jika kita adalah orang yang pantas untuk mendapatkannya. Jika kita ingin mendapatkan jodoh yang sholih/ah, sudah pasti kita harus menjadi sholih/ah pula. Ya, itulah alasannya, jodoh itu bukan soal mencari kriteria yang kita inginkan, namun bagaimana menjadi seperti kriteria yang kita inginkan. Karena tidak adil rasanya jika kita berdoa kepada Allah agar diberi jodoh yang baik, sholih/ah, dan sifat-sifat terpuji lainnya, namun kita tidak memperbaiki diri kita. Akhirnya sejak malam itu, saya berikrar langsung kepada Allah, saya berjanji pada Allah, “Ya Allah, Engkau sebagai saksi janjiku, Engkau Yang Maha Mendengar, dengarlah janjiku! Mulai detik ini, aku TIDAK AKAN pacaran lagi hingga tiba yang halal bagiku.”
                Begitulah awal mula saya meyakinkan diri untuk ta’aruf. Dan alhamdulillah sampai saat ini (semoga seterusnya) sesuai janji saya kepada-Nya, saya tidak pacaran (semoga yang membaca juga ^_^) Namun ternyata, hal itu belum berhenti sampai sini saja, ada satu peristiwa penting lagi setelahnya, mau tau lanjutannya? Tunggu ditulisan saya berikutnya :D

Tidak ada komentar:

Posting Komentar