Mungkin
teman-teman ditwitter khususnya sahabat-sahabat #LOVERSH tahu saya begitu
menolak yang namanya “PACARAN”, tapi sepertinya belum semua tahu kenapa saya
begitu menolaknya. Beginilah ceritanya J
Dulu
saya pernah khilaf (berpacaran) karna masih minimnya pemahaman agama dan
pergaulan sekitar yang mendukung saya untuk itu. Tapi alhamdulillah setelah
menemukan hidayah dari Allah SWT, meskipun sedikit menyakitkan, saya bisa move
on (cara move on bisa dibaca di artikel saya “How To Move On”). Oke, bukan itu
yang ingin saya ceritakan sebetulnya hehe :D
Ini adalah satu bagian perjalanan
saya menjadi seorang ikhwan yang ingin meraih cinta yang halal. Kisah perjanjian
saya dengan Sang Maha Cinta. Beberapa tahun yang lalu setelah saya putus dengan
sangat menyakitkan, saya memutuskan untuk tidak lagi berpacaran, kecuali
setelah menikah. Awalnya saya ragu, apakah mungkin bisa? Dan alasan apa saya
harus menolak dan tetap bersikukuh untuk istiqomah menjaga diri sampai halal? Saya
terus mencari alasan yang kuat agar saya bisa memiliki pegangan jika saya
goyah. Saya kaji baik-buruk pacaran, baik secara umum maupun syariat, namun
hati saya belum mantap. Hingga suatau maghrib ketika tilawah qur’an, sampailah
saya pada ayat yang sampai saat ini menjadi prinsip saya,
“Perempuan-perempuan
yang keji untuk laki-laki yang keji, dan laki-laki yang keji untuk
perempuan-perempuan yang keji (pula), sedangkan perempuan-perempuan yang baik
untuk laki-laki yang baik, dan laki-laki yang baik untuk perempuan-perempuan
yang baik (pula)...” (Q.S an-Nuur:26)
Saya
begitu tersentuh dan tersadar, inilah alasan saya kenapa harus menjaga diri
sampai akad nanti, sampai halal nanti, karena saya menginginkan jodoh dan
pasangan yang nantinya baik dan begitu indah akhlaknya. Allah hanya akan
memberikan hamba-Nya yang baik untuk dinikahi jika kita adalah orang yang
pantas untuk mendapatkannya. Jika kita ingin mendapatkan jodoh yang sholih/ah,
sudah pasti kita harus menjadi sholih/ah pula. Ya, itulah alasannya, jodoh itu
bukan soal mencari kriteria yang kita inginkan, namun bagaimana menjadi seperti
kriteria yang kita inginkan. Karena tidak adil rasanya jika kita berdoa kepada
Allah agar diberi jodoh yang baik, sholih/ah, dan sifat-sifat terpuji lainnya,
namun kita tidak memperbaiki diri kita. Akhirnya sejak malam itu, saya berikrar
langsung kepada Allah, saya berjanji pada Allah, “Ya Allah, Engkau sebagai
saksi janjiku, Engkau Yang Maha Mendengar, dengarlah janjiku! Mulai detik ini,
aku TIDAK AKAN pacaran lagi hingga tiba yang halal bagiku.”
Begitulah
awal mula saya meyakinkan diri untuk ta’aruf. Dan alhamdulillah sampai saat ini
(semoga seterusnya) sesuai janji saya kepada-Nya, saya tidak pacaran (semoga
yang membaca juga ^_^) Namun ternyata, hal itu belum berhenti sampai sini saja,
ada satu peristiwa penting lagi setelahnya, mau tau lanjutannya? Tunggu ditulisan
saya berikutnya :D
Tidak ada komentar:
Posting Komentar