Setiap apa yang terjadi mengandung hikmah bagi setiap orang yang mau melihatnya lebih bijak. Karena bersama kesedihan terdapat kebahagiaan.

Selasa, 07 Februari 2012

Valentine's Day, Haruskah Ummat Muslim Merayakannya?


14 Februari diklaim sebagai Hari Valentine

Bismillahirrohmaanirrohiim.
Hari Valentine yang dirayakan setiap tanggal 14 Februari setiap tahunnya, merupakan hari yang diklaim sebagai hari Kasih Sayang di seluruh dunia, dimana pada hari itu Sang Dewa Cinta yang bernama Cupid memanahkan panah cintanya kepada setiap pasangan agar lebih saling mencinta. Banyak cara yang diekspresikan untuk memberikan kasih sayang pada hari valentine, mulai dari memberi coklat, kado boneka, dan sebagainya. Di tempat-tempat umum seperti pusat perbelanjaan dan tayangan-tayangan di televisi pun ramai dengan tema “Hati, Cinta, Kasih Sayang” serta warna merah yang melambangkan cinta. Banyak muda-mudi bahkan yang sudah menikah pun menunggu untuk merayakan hari penuh cinta ini. Tapi sebenarnya apa Hari Valentine ini? Benarkah sebagai Hari Kasih Sayang?
Awal mula Hari Valentine berasal dari sejarah seseorang yang bernama Valentine. Valentine adalah seorang pendeta yang hidup di Roma pada abad ke-III. Ia hidup di kerajaan yang saat itu dipimpin oleh Kaisar Claudius yang terkenal kejam. Ia sangat membenci kaisar tersebut. Claudius berambisi memiliki pasukan militer yang besar, ia ingin semua pria di kerajaannya bergabung dengan pasukan militer yang dimiliki oleh kerajaan yang dipimpin oleh dirinya.

Namun sayangnya keinginan ini tidak didukung. Para pria enggan terlibat dalam peperangan. Karena mereka tak ingin meninggalkan keluarga dan kekasih hatinya. Hal ini membuat Claudius marah, dia segera memerintahkan pejabatnya untuk melakukan sebuah ide gila.

Claudius berfikir bahwa jika pria tidak menikah, mereka akan senang hati bergabung dengan militer. Lalu Claudius melarang adanya pernikahan. Pasangan muda saat itu menganggap keputusan ini sangat tidak masuk akal. Karenanya St. Valentine menolak untuk melaksanakannya.

St. Valentine tetap melaksanakan tugasnya sebagai pendeta, yaitu menikahkan para pasangan yang tengah jatuh cinta meskipun secara rahasia. Aksi ini akhirnya diketahui oleh kaisar yang segera memberinya peringatan, namun ia tidak menggubris dan tetap memberkati pernikahan dalam sebuah kapel kecil yang hanya diterangi cahaya lilin.

Sampai pada suatu malam, ia tertangkap basah memberkati salah satu pasangan. Pasangan tersebut berhasil melarikan diri, namun malang St. Valentine tertangkap. Ia dijebloskan ke dalam penjara dan divonis hukuman mati dengan dipenggal kepalanya. Bukannya dihina oleh orang-orang, St. Valentine malah dikunjungi banyak orang yang mendukung aksinya itu. Mereka melemparkan bunga dan pesan berisi dukungan di jendela penjara dimana dia ditahan.

Salah satu dari orang-orang yang percaya pada cinta kasih itu adalah putri penjaga penjara sendiri. Sang ayah mengijinkan putrinya untuk mengunjungi St. Valentine. Tak jarang mereka berbicara lama sekali. Gadis itu menumbuhkan kembali semangat sang pendeta. Ia setuju bahwa St. Valentine telah melakukan hal yang benar alias benul eh betul.

Pada hari saat ia dipenggal alias dipancung kepalanya, yakni tanggal 14 Februari gak tahu tahun berapa, St. Valentine menyempatkan diri menuliskan sebuah pesan untuk gadis putri sipir penjara tadi, ia menuliskan Dengan Cinta dari Valentinemu.

Pesan itulah yang kemudian mengubah segalanya. Kini setiap tanggal 14 Februari orang di berbagai belahan dunia merayakannya sebagai hari kasih sayang. Orang-orang yang merayakan hari itu mengingat St. Valentine sebagai pejuang cinta, sementara kaisar Claudius dikenang sebagai seseorang yang berusaha mengenyahkan cinta.
Hukum Merayakan Hari Valentine bagi Ummat Islam
Hari Valentine berasal dari sejarah bangsa Romawi atau Nasrani yang merupakan kaum paganis (penyembah berhala). Dari The Encyclopedia Britania, vol. 12, sub judul: Christianity, menuliskan penjelasan sebagai berikut: “Agar lebih mendekatkan lagi kepada ajaran Kristen, pada 49 M, Paaus Gelasius I menjadikan upacara Romawi Kuno ini menjadi hari perayaan gereja dengan nama Saint Valentine’s Day untuk menghormati St. Valentine yang meninggal pada 14 Februari.” Keterangan ini menjelaskan bahwa perayaan hari valentine berasal dari ritual agama Nasrani secara resmi. Sementara dalam aqidah islam sendiri, umat islam dilarang untuk bertasyabbuh (meniru kaum kafir) atau mengikuti acara perayaan atau merayakan hari besar agama lain, baik nasrani maupun agama paganis lainnya. Rasulullah SAW bersabda pada salah sat hadits, “Barangsiapa yang meniru suatu kaum maka dia termasuk dari mereka.” (HR. Abu Daud yang dishahihkan oleh Ibnu Hibban)
Ken Swiger dalam artikelnya berjudul “Should Biblical Christians Observe it?” mengatakan “Kata Valentine berasal dari bahasa Latin yang memilik arti “Yang Maha Perkasa, Yang Maha Kuat, dan Maha Kuasa”. Dan saat merayakan Valentine, seseorang yang mengatakan kepada pasangannya dengan ucapan “be my valentine” sama saja orang itu meminta pasangannya untuk “Sang Maha Kuasa” yang jelas itu adalah sifat Allah, dan sama saja orang itu meminta pasangannya untuk mejadi Tuhannya. Dan hal itu merupakan perbuatan syirik karna menyamakan makhluk dengan Sang Khalik. Dan pada akhirnya, semangat valentine adalah semangat yang bertabur simbol-simbol syirik yang hanya akan menyeret bagi ummat islam yang merayakannya ke dalam neraka, na’udzubillahi min dzalik. Perayaan Valentine’s Day pun membawa dampak negatif, seperti yang kita lihat sekeliling kita saat hari valentine banyak pasangan yang merayakannya dengan kencan, jalan berduaan, dan sebagainya dan tak jarang banyak yang akhirnya melakukan zina, padahal islam melarang zina bahkan mendekatinyapun dilarang, “Dan janganlah kamu mendekati zina; sesungguhnya zina itu adalah suatu perbuatan yang keji dan suatu jalan yang buruk.” (Q.S Al-Isra : 32)
Wallahu a’lam bishowab.

Tidak ada komentar:

Posting Komentar