Setiap apa yang terjadi mengandung hikmah bagi setiap orang yang mau melihatnya lebih bijak. Karena bersama kesedihan terdapat kebahagiaan.

Jumat, 16 September 2011

Tatkala Ikhtiar Bicara

Assalamu’alaykum Wr. Wb.
Apa kabar semua? Semoga kita semua selalu dalam limpahan rahmat dan nikmat dari Allah SWT, dan juga alhamdulillah kita selalu ucapkan syukur kepada Allah ‘Azza Wa Jalla, sungguh orang-orang yang tidak mensyukuri nikmat Allah adalah orang-orang yang dan akan mendapat ‘azab dari Allah Yang Maha Kuasa.
Pernah engga kita merasa kesulitan? Merasa tidak bisa untuk melakukan suatu pekerjaan yang baru dan sulit untuk kita lakukan? Bahkan terkadang sampai merasa putus asa, atau malah meninggalkan pekerjaan itu? Yah jangan harap jadi pemenang atau orang sukses kalau sikapnya seperti itu mah hehehe, cari laut terdekat terus nyemplung aja sekalian hehehe afwan, bercanda.

Tau pepatah Arab yang ini engga, “Man Jadda Wajada”, “Barangsiapa bersungguh-sungguh, maka dia akan berhasil”? Saya yakin kita semua pernah atau bahkan sering mendengar pepatah ini disebut-sebut. Tapi pernah kita pahami atau kita hayati bunyi pepatah ini? Sebagian orang akan menjawab ya, dan sebagian lagi akan menjawab tidak, taruhan deh! *eh taruhan kan dosa, haram!* Mari kita sedikit bernostagila *nostalgia maksud saya* dulu waktu kita semua belum bisa berjalan, saat kita belum berjalana sebaik hari ini, ingatkah?
Tentu saja tidak ingat, karna itu saat kita masih sangat kecil, tapi kalau kita lihat anak bayi yang belajar berjalanan, kita bisa lihat kegigihan mereka, kesungguhan mereka untuk bisa berjalan. Walaupun ketika mereka belajar berjalan, selalu jatuh, bahkan ada penilitian yang mengatakan saat balita belajar berjalan, mereka terjatuh sebanyak kurang lebih 400 kali! *benarkah begitu? Saya hanya bisa menjawab, “Allahu a’lam bishawab” karna saya tidak menghitung hehehe* tapi benar atau tidak analisa itu, mari kita ambil hikmahnya.

Bayangkan bila anak bayi yang sedang belajar berjalan itu tidak gigih, tidak sungguh-sungguh, tidak memiliki tekad yang kuat, misalnya saat anak bayi belajar berjalan itu lalu dia terjatuh dan tidak mau mencobanya lagi, apa yang terjadi? Saya jamin, anak bayi itu tidak akan pernah bisa berjalan dewasanya, ya bagaimana tidak? Belum juga berhasil dan bisa berjalan dengan lancar, tapi sudah berhenti mencoba. Tapi ketika masih bayi, dalam pola pikir manusia belum ada yang namanya P-E-S-I-M-I-S, tapi selalu O-P-T-M-I-S jadi meskipun berdiri, jatuh. Satu dua langkah, jatuh. Tapi bayi tetap berusaha berdiri dan berjalan kembali hingga akhirnya (kita) bisa berjalan *bahkan beberapa orang bisa salto, koprol, dsb hehehe* jadi intinya apa? Yang penting apa? Benar! IKHTIAR, usaha, kerja keras.

Ingat janji Allah dalam kitab suci-Nya, “...Sesungguhnya Allah tidak mengubah keadaan suatu kaum sehingga mereka mengubah keadaan yang ada pada diri mereka sendiri.......” (Ar-Ra’du : 11). Jadi intinya lagi dan lagi, IKHTIAR mbak, mas, akhi, ukhti! Bagaimana kita mau berjalan? Bagaimana kita mau sukses? Kalau berusaha aja engga, ya kan? Mau sukses kok instant? Asal tau aja  nih, sukses instant bisa engga sih? Bisa! Siapa bilang engga bisa? Tapi ingat, sukses yang instant, ya instant juga waktunya alias cepat hilang/selesai juga kesuksesan itu, engga percaya? Yah udah sering lihat kan kita semua. Orang-orang biasa yang tenar dan populer lewat situs atau video amatir, tenarnya langsung melesat, turunnya juga melesat, apalagi kalo engga punya skill apapun, bukan melesat lagi, tapi meroket hehehe. Yah akhirnya, kembali kita renungkan, “Mau sukses? Mau berhasil? Mau bisa melakukan suatu hal baru? Ikhtiar, ikhtiar, ikhtiar, ikhtiar, ikhtiar! Nah kalau sudah ikhtiar, sudah optimal dan maksimal, baru deh tawakkal, alias berserah diri kepada Allah ‘Azza Wa Jalla, biarkan Allah Yang menentukan layakkah hal itu untuk kita, atau pantaskah hal itu untuk kita? Kalau ternyata Allah menentukan itu tidak pantas, “La takhofi wa tahzani, innalllaha ma’ana.” “Jangan takut dan jangan sedih, sesungguhnya Allah bersama kita”, dan yakinlah Allah selalu memberikan yang terbaik untuk kita sesuai dengan usaha/ikhtiar kita, aamiin Allahuma istajib Ya Allah, eits, jangan lupa, kalau dikabulin, ucapin hamdalah, Alhamdu lillah. Semoga artikel yang saya buat ini bermanfaat bagi kita semua, insyaAllah. 

Bila ada salah kata, saya mohon maaf karna manusia merupakan tempat khilaf, dan yang benar hanya Allah SWT. Syukron katsiron.
Wassalamu’alaykum Wr. Wb.

Tidak ada komentar:

Posting Komentar