Setiap apa yang terjadi mengandung hikmah bagi setiap orang yang mau melihatnya lebih bijak. Karena bersama kesedihan terdapat kebahagiaan.

Kamis, 08 Desember 2011

Mencintai Tuhan atau Men-Tuhan-kan Cinta?

Cinta tekadang memang tidak adil
Mengapa cinta kepada pasangan lebih besar daripada cinta kepada Allah??
Pacar marah! kita mati-matian meminta maaf!
Tapi bagaimana sikap kita saat Allah marah?
Apakah kita seharian bersujud dan berdoa agar Allah memaafakan kita?
Pacar meminta kita datang ke rumah! Pasti dengan senang hati dan cepat kita bergegas datang, dan tak jarang mengebut di jalan!
Tapi saat Allah meminta kita untuk datang ke rumah-Nya dengan seruan adzan, kita bersikap "menutup telinga" dan malas untuk datang dengan beribu alasan
Kita melanggar perintah dan janji dengan pacar, begitu cepat kita sadar akan kesalahan kita!
Namun saat kita lalai menjalankan perintah-Nya, tidak sadarkah diri kita ini?
Siang malam, hampir sepanjang waktu pikiran melayangkan bayangan si pujaan!
Pernahkah kita mengingat Allah dengan waktu yang lama seperti itu?
Pacar dihina dan dicaci, kita marah luar biasa dan tak ayal menjadi berang!
Namun saat Allah dan Islam difitnah, membatu sikap kita!
Pacar memberi hadiah, kita menjaga hadiah itu dengan baik!
Allah memberi kita nyawa, memberi kita hidup, mengapa tidak kita jaga?
Kita ingin terus bersama pacar, rindu sehari tak bertemu!
Tapi kenapa kita bosan saat bersama Allah, kita bosan dan jenuh saat beribadah!
Masih banyak contoh cinta kita yang bersikap tidak adil antara Allah dengan pasangan, kita mengaku ummat muslim, mengaku taat dan taqwa, namun sadar atau tidak kita bersikap seperti itu. bila seperti itu, layakkah kita mengaku mencintai Tuhan(Allah) ataukah kita lebih layak mengaku menTuhankan cinta?

Rabu, 07 Desember 2011

Inilah Orang Terhebat!


Siapakah orang terhebat di dunia ini? Pemadam kebakaran? Polisi? Guru? Pahlawan? Ataukah seorang presiden? Mungkin jawaban dari kita semua akan berbeda-beda, ya pasti berbeda-beda, izinkan saya sedikit share ya hehehe.
                Sadarkah kita bahwa sebenarnya orang yang terhebat di dunia adalah seorang ibu? Ya seorang ibu adalah yang paling hebat di dunia ini, kenapa? Kok bisa? Mari sama-sama kita renungkan, siapakah yang melahirkan orang-orang hebat di atas tadi? Mereka lahir dari rahim seorang ibu! Betul kan? Iya pastinya, karna mereka bukan Sun Go Kong yang lahir dari sebongkah batu.  Ketika ibu mengandung membawa kita selama 9 bulan, itu adalah hal yang melelahkan, namun ibu tidak merasa lelah atau capai dengan hal itu, bandingkan dengan kita yang kadang merasa malas dan capai saat membawa tas sekolah atau kuliah yang berisi buku-buku yang beratnya belum tentu sama dengan berat kandungan seorang ibu.
                Dan mungkin kita baru mengetahui atau bahkan belum tahu sebelumnya bahwa seorang ibu keberaniannya untuk berkorban jauh lebih hebat dari seorang pahlawan. Mungkin seorang pahlawan berjuang dan berkorban untuk kemerdekaan, namun ibu juga berjuang dan berkorban untuk melahirkan suatu kehidupan yang mungkin nantinya kehidupan itu akan menjadi pahlawan lagi. Ketika ibu sedang proses melahirkan, ibu menahan rasa sakit yang luar biasa sakitnya, hingga terkadang beberapa ibu kelelahan dan hampir kehilangan nyawanya. Dan seandainya ada hal yang harus dikorbankan antara dirinya atau anaknya, tanpa pikir panjang, ibu dengan tegas dan cepat berkata, “Dokter, selamatkan saja anakku! Jangan pikirkan diriku!” betapa tegas dan berani ibu mengorbankan nyawanya demi anaknya.
                Mungkin beberapa kehebatan ibu yang sudah dituliskan tadi sudah membuat beberapa dari kita menitikkan air mata, ya bagi kita semua yang masih memiliki hati dan cinta untuk ibu kita. Ada sebuah peribahasa berkata, “seorang ibu bisa merawat sepuluh orang anaknya, tapi sepuluh orang anak belum tentu bisa merawat seorang ibu.” Ya percaya atau tidak, begitulah kenyataan yang ada, karna ibu adalah orang terhebat di dunia, semua hal bisa dia lakukan, bahkan pendidikan seorang presiden sekalipun diberikan oleh seorang ibu. Semoga kita semua dapat lebih menyayangi dan menghargai pengorbanan yang dilakukan oleh kedua orangtua kita terutama ibu kita. Hormatilah, “ibumu, ibumu, ibumu, lalu ayahmu.” –Rasulullah SAW-

Senin, 05 Desember 2011

Malaikat Itu.... Ibu

Suatu ketika..seorang bayi siap dilahirkan ke dunia,menjelang diturunkan … Dia bertanya kepada TUHAN :
bayi : “para malaikat di sini mengatakan, bahwa besok Engkau akan mengirimku ke dunia, tetapi….bagaimana cara saya hidup di sana,saya begitu kecil dan lemah”
TUHAN : “Aku telah memilih satu malaikat untukmu..ia akan menjaga dan mengasihimu”
bayi : “tapi di surga apa yang saya lakukan hanyalah bernyanyi dan tertawa ini cukup bagi saya untuk bahagia”
TUHAN : “malaikatmu akan bernyanyi dan tersenyum untukmu setiap hari, dan kamu akan merasakan kehangatan cintanya dan lebih berbahagia”
bayi : “dan apa yang dapat saya lakukan saat saya ingin berbicara kepadamu?”
TUHAN : “malaikatmu akan mengajarkan..bagaimana cara kamu berdoa”
bayi : “saya mendengar bahwa di bumi banyak orang jahat,siapa yang akan melindungi saya”?
TUHAN : “malaikatmu akan melindungimu, dengan taruhan jiwanya sekalipun”
bayi : “tapi saya akan bersedih karena tidak melihat engkau lagi”
TUHAN : “malaikatmu akan menceritakan kepadamu tentang aku, dan akan mengajarkan bagaimana agar kamu bisa kembali kepadaku, walaupun sesungguhnya aku selalu berada di sisimu”
saat itu surga begitu tenangnya…sehingga suara dari bumi dapat terdengar dan sang anak dengan suara lirih bertanya
bayi : “TUHAN……….jika saya harus pergi sekarang, bisakah Engkau memberitahuku, siapa nama malaikat di rumahku nanti”?
TUHAN : “kamu dapat memanggil nama malaikatmu itu…… I B U …”
kenanglah ibu yang menyayangimu..
Untuk ibu yang selalu meneteskan air mata ketika kau pergi…
Ingatkah engkau ketika ibumu rela tidur tanpa selimut demi melihatmu tidur nyenyak dengan dua selimut membalut tubuhmu..
Ingatkah engkau..ketika jemari ibu mengusap lembut kepalamu?
Dan ingatkan engkau ketika air mata menetes dari mata ibumu ketika ia melihatmu terbaring sakit…
Sesekali jenguklah ibumu yang selalu menantikan kepulanganmu di rumah tempat kau dilahirkan..
Kembalilah…mohon maaf…pada ibumu yang selalu rindu akan senyumanmu..
Jangan biarkan kau kehilangan saat-saat yang akan kau rindukan di masa datang,ketika ibu telah tiada…
Tak ada lagi di depan pintu yang menyambut kita…,tak ada lagi senyuman indah…tanda bahagia..
Yang ada hanyalah kamar kosong tiada penghuninya..yang ada hanyalah baju yang digantung di lemarinya..
Tak ada lagi..dan tak akan ada lagi.. Yang akan meneteskan air mata mendo’akanmu disetiap hembusan nafasnya..
Pulang..dan kembalilah segera…peluklah ibu yang selalu menyayangimu..
Ciumlah kaki ibu yang selalu merindukanmu dan berikanlah yang terbaik di akhir hayatnya..

Sabtu, 03 Desember 2011

Penyesalan Orang Yang Husnul Khotimah

ANDAIKATA LEBIH PANJANG LAGI…ANDAIKATA YANG MASIH BARU…ANDAIKATA SEMUANYA…

Seperti biasa ketika hari Jum’at tiba para kaum lelaki berbondong-bondong menunaikan ibadah Sholat Jum’at ke Masjid, ketika itu ada seorang Sahabat sedang bergegas menuju ke Masjid, di tengah jalan berjumpa dengan orang buta yang bertujuan sama. Si buta itu tersaruk-saruk karena tidak ada yang menuntunnya, lalu sahabat ini dengan sabar dan penuh kasih membimbingnya hingga tiba di masjid.


Pada hari yang lain ketika waktu menjelang Shubuh dengan cuaca yang amat dingin, Sahabat tersebut hendak menunaikan Jama’ah Sholat Shubuh ke Masjid, tiba-tiba ditengah jalan ia melihat seorang lelaki tua yang tengah duduk menggigil, hampir mati kedinginan, kebetulan Sahabat tadi membawa dua buah mantel, maka ia mencopot mantelnya yang lama untuk diberikan kepada lelaki tua tersebut dan mantelnya yang baru ia pakai.


Pernah juga pada suatu ketika Sahabat tersebut pulang ke rumah dalam keadaan sangat lapar, kemudian sang istri menghidangkan sepotong roti yang telah dicampur dengan daging, namun tiba-tiba ketika hendak memakan roti yang sudah siap santap untuk dimakan tadi datanglah seorang musafir yang sedang kelaparan mengetuk pintu meminta makan, akhirnya roti yang hendak beliau makan tersebut dipotong menjadi dua, yang sepotong diberikan kepada musafir dan yang sepotong lagi beliau memakannya.


Maka ketika Sahabat tersebut wafat, Rosulullah Muhammad SAW datang, seperti yang telah biasa dilakukan beliau ketika salah satu sahabatnya meninggal dunia Rosulullah mengantar jenazahnya sampai ke kuburan. Dan pada saat pulangnya disempatkannya singgah untuk menghibur dan menenangkan keluarga almarhum supaya tetap bersabar dan tawakal menerima musibah itu.


Kemudian Rosulullah berkata,” Tidakkah almarhum mengucapkan wasiat sebelum wafatnya?”

Istrinya menjawab, “Saya mendengar dia mengatakan sesuatu diantara dengkur nafasnya yang tersengal-sengal menjelang ajal”

“Apa yang di katakannya?”

“Saya tidak tahu, ya Rosulullah, apakah ucapannya itu sekedar rintihan sebelum wafat, ataukah pekikan pedih karena dasyatnya sakaratul maut. Cuma, ucapannya memang sulit dipahami lantaran merupakan kalimat yang terpotong-potong.”

“Bagaimana bunyinya?” desak Rosulullah.

Istri yang setia itu menjawab, suami saya mengatakan “Andaikata lebih panjang lagi……andaikata yang masih baru..….andaikata semuanya…….” hanya itulah yang tertangkap sehingga kami bingung dibuatnya. Apakah perkataan-perkataan itu igauan dalam keadaan tidak sadar,ataukah pesan-pesan yang tidak selesai?”

Rosulullah tersenyum.”sungguh yang diucapkan suamimu itu tidak keliru,”ujar beliau. Jadi begini. pada suatu hari ia sedang bergegas akan ke masjid untuk melaksanakan shalat jum’at. Ditengah jalan ia berjumpa dengan orang buta yang bertujuan sama. Si buta itu tersaruk-saruk karena tidak ada yang menuntun. Maka suamimu yang membimbingnya hingga tiba di masjid. Tatkala hendak menghembuskan nafas penghabisan, ia menyaksikan betapa luar biasanya pahala amal sholehnya itu, lalu iapun berkata “andaikan lebih panjang lagi”. Maksud suamimu, andaikata jalan ke masjid itu lebih panjang lagi, pasti pahalanya lebih besar lagi.

Ucapan lainnya ya Rosulullah?” tanya sang istri mulai tertarik. Nabi menjawab,”adapun ucapannya yang kedua dikatakannya tatkala, ia melihat hasil perbuatannya yang lain. Sebab pada hari berikutnya, waktu ia pergi ke masjid pagi-pagi, sedangkan cuaca dingin sekali, di tepi jalan ia melihat seorang lelaki tua yang tengah duduk menggigil, hampir mati kedinginan. Kebetulan suamimu membawa sebuah mantel baru, selain yang dipakainya. Maka ia mencopot mantelnya yang lama, diberikannya kepada lelaki tersebut. Dan mantelnya yang baru lalu dikenakannya. Menjelang saat-saat terakhirnya, suamimu melihat balasan amal kebajikannya itu sehingga ia pun menyesal dan berkata, “Coba andaikan yang masih baru yang kuberikan kepadanya dan bukan mantelku yang lama, pasti pahalaku jauh lebih besar lagi”.Itulah yang dikatakan suamimu selengkapnya.

Kemudian, ucapannya yang ketiga, apa maksudnya, ya Rosulullah?” tanya sang istri makin ingin tahu. Dengan sabar Nabi menjelaskan,”Ingatkah kamu pada suatu ketika suamimu datang dalam keadaan sangat lapar dan meminta disediakan makanan? Engkau menghidangkan sepotong roti yang telah dicampur dengan daging. Namun, tatkala hendak dimakannya, tiba- tiba seorang musyafir mengetuk pintu dan meminta makanan. Suamimu lantas membagi rotinya menjadi dua potong, yang sebelah diberikan kepada musyafir itu. Dengan demikian, pada waktu suamimu akan nazak, ia menyaksikan betapa besarnya pahala dari amalannya itu.

Karenanya, ia pun menyesal dan berkata ‘ kalau aku tahu begini hasilnya, musyafir itu tidak hanya kuberi separoh. Sebab andaikata semuanya kuberikan kepadanya, sudah pasti ganjaranku akan berlipat ganda.


Sahabat ...
Orang yang BERAMAL BAIK saja dia MENYESAL di AKHIR HAYATNYA...
Bagaimanakah dengan orang yang selama hidupnya BERAMAL BURUK?
Dan janganlah kita MENYESAL karena amal baik kita kurang MAKSIMAL...

Sahabat ...
Itu Rasulullah yang maksum...
Bagaiamana dengan kita yang masih membutuhkan banyak amal...
Untuk memberatkan timbangan amal di 'Hari Pengadilan'...
Untuk menghapus dosa-dosa yang terus menggunung...
Marilah bergegas, tinggalkan hal-hal yang tidak bermanfaat...

Sahabat...
Amal ibadah kita bukan untuk keperluan Allah...
Tetapi untuk kepentingan kita sendiri
Allah tidak membutuhkan peribadatan kita...
Kita yang membutuhkan ampunan dan rahmat-Nya
Agar kita selamat di akhirat nantinya...


Allah berfirman (yang artinya) : “Jika kamu BERBUAT BAIK (berarti) kamu berbuat baik BAGI DIRIMU SENDIRI dan jika kamu BERBUAT JAHAT, Maka (kejahatan) itu BAGI DIRIMU SENDIRI”. (Al-Isra:7)

Kamis, 01 Desember 2011

Tidak Yang Percuma! Sampah pun Berharga!


Banyak dari kita terkadang berpikir bahwa Tuhan (Allah) menciptakan sesuatu yang kita rasa hanya membawa ketidaknyamanan dan lagi kita berpikir bahwa apa yang Tuhan (Allah) ciptakan itu menjadi sia-sia jika hanya membuat kita terusik atau kesal, benar kan begitu kawan? Banyak hal yang membuat kita terganggu, kita ambil beberapa contohnya, nyamuk, sampah, penyakit, bahkan juga kotoran manusia maupun binatang. Ya, beberapa dari kita bahkan berpikir kita diciptakan di dunia ini juga sia-sia, hidup kita tidak ada gunanya, benar kah pernyataan itu? Sebelum menjawab benar atau tidak, ayo kita sama-sama menelusuri jauh tentang hal-hal di atas, benarkah tidak berguna?
nyamuk, serangga penghisap darah
Nyamuk, serangga kecil yang selalu mengganggu kita setiap malam, suara desingan sayapnya yang mengusik ketenangan dan yang paling menganggu adalah gigitan dari serangga ini, tapi apa benar nyamuk itu tidak berarti atau sia-sia Tuhan (Allah) ciptakan? Pernah saya membaca salah seorang teman saya di salah satu jejaring sosial, dia menulis, “poor God, He creates a useless creature, mosquitoes” tapi dalam hati saya membantah statement yang dia buat. Mari kita pikirkan, nyamuk memang ada dan kerap kali mengganggu istirahat malam kita, oleh karna nyamuk ini lah maka manusia membuat obat pengusir nyamuk, entah itu yang bakar atau yang semprot, sehinggga didirikan banyak pabrik untuk memproduksi obat pengusir nyamuk tadi. Dan jika kita telusuri lagi, pabrik-pabrik itu menampung tenaga kerja yang banyak, banyak kepala keluarga yang menafkahi keluarganya dari pekerjaannya di pabrik itu, jadi bagi para pekerja itu nyamuk adalah sumber nafkah mereka, jika Allah melenyapkan nyamuk dari dunia ini, bayangkan berapa banyak pengangguran akan terjadi! berapa banyak yang kehilangan sumber nafkah mereka! Dan bayangkan berapa banyak keluarga yang akan menderita! Jadi, masihkan kita berpikir bahwa nyamuk itu tiada gunanya?
“Dan Kami tidak menciptakan langit dan bumi dan segala apa yang ada di antara keduanya dengan main-main.” (Q.S Al-Anbiya’:16)
Mengais tumpukan sampah, mencari rezeki
            Masih belum cukup dengan menelusuri manfaat dari nyamuk? Baik, mari kita pahami lagi. Sampah, benda-benda yang sudah tidak berguna, kotor, dan bahkan beraroma busuk, sangat mengganggu ketika kita melewati tumpukan sampah, benar kan? Saya yakin beberapa bahkan hampir seluruh dari kita akan menjawab iya, tapi apa sampah itu tidak berguna? Ayo kita telusuri lagi. Sampah bagi sebagian orang justru menjadi sumber nafkah (lagi-lagi sumber nafkah yang berarti nikmat Allah) bukankah pekerja kebersihan, pemulung memperoleh rezeki mereka dari sampah itu? Bukankah para pekerja kebersihan digaji untuk bekerja membersihkan sampah-sampah yang berserakan? Ya itulah pekerjaan mereka, dari sampah lah mereka mendapat uang, jadi bagi mereka sampah adalah sumber rezeki, begitupula dengan pemulung. Hey hey jangan berpikit sampah hanya untuk pekerjaan yang rendah dan tidak eksklusif! Tau yang namanya daur ulang kan? Gerakan ini juga sedang dijalankan besar-besaran karna betapa bergunanya gerakan ini untuk mengurangi pencemaran, dan banyak juga bsinis yang berjalan dari gerakan daur ulang, masih berpikir bahwa sampah itu tidak berguna atau sia-sia?
“Dan Kami tidak menciptakan langit dan bumi dan segala apa yang ada di antara keduanya dengan main-main.” (Q.S Al-Anbiya’:16)
Masih berpikir ada yang tidak berguna di dunia ini? Sebaiknya ubah pikiran seperti itu karna sesungguhnya tidak ada yang sia-sia di dunia ini.
            Hitam tercipta agar putih menjadi berharga
            Gelap pun ada agar cahaya lebih benderang
            Kesedihan terasa agar bahagia lebih bermakna
            Kematian datang agar hidup lebih berguna