Setiap apa yang terjadi mengandung hikmah bagi setiap orang yang mau melihatnya lebih bijak. Karena bersama kesedihan terdapat kebahagiaan.

Rabu, 30 November 2011

26 Cara Berbakti Kepada Orangtua

1. Selalu berbicara sopan kepada kedua orangtua, jangan menghardik, mengomel ataupun memukul mereka. Karena walau hanya berkata “AH” saja tidak diperbolehkan dalam Islam.
2. Selalu taat kepada orangtua, selama tidak untuk berbuat maksiat kepada Allah SWT.
3. Selalu bersikap lemah lembut, janganlah bermuka masam di hadapan mereka.
4. Selalu menjaga nama baik, kehormatan dan harta kedua orangtua, serta tidak mengambil sesuatu tanpa ijin mereka.
5. Selalu melakukan hal-hal yang dapat meringankan tugas mereka bedua, meskipun tanpa diperintah.
6. Selalu bermusyawarah dengan mereka dalam setiap masalah dan meminta maaf dengan baik jika ada perbedaan pendapat.
7. Selalu datang segera, jika mereka memanggil.
8. Selalu menghormati kerabat dan kawan-kawan mereka.
9. Selalu sopan dalam menjelaskan setiap masalah. Jangan membatah mereka dengan perkataan kasar.
10. Selalu membantu ibu dalam pekerjaan di rumah dan membantu ayah dalam pekerjaan di luar rumah (mencari nafkah).
11. Selalu mendoakan mereka berdua.
12. Jangan membantah perintah mereka ataupun mengeraskan suara di atas suara mereka.
13. Jangan masuk ke tempat/kamar mereka, sebelum mendapat ijin.
14. Jangan mendahului mereka saat makan dan hormatilah mereka dalam menyantap makanan dan minuman.

15. Jangan mencela mereka, jika mereka berbuat sesuatu yang kurang baik.
16. Jika merokok, janganlah dihadapan mereka.
17. Jika telah sanggup/mampu mencari rezeki, bantulah mereka.
18. Usahakan bangun dari tempat duduk/tempat tidur, jika mereka datang.
19. Jika meminta sesuatu dari orangtua, mintalah dengan lemah lembut, berterima kasihlah atas pemberian mereka, maafkanlah jika mereka tidak memenuhi permintaan kita dan janganlah terlalu banyak meminta supaya tidak mengganggu mereka.
20. Jangan keluar dari rumah/pergi sebelum mereka mengijinkan, meskipun untuk urusan penting. Jika terpaksa pergi, maka mintalah maaf kepada mereka.
21. Kunjungilah mereka sesering mungkin, berilah hadiah, sampaikan terima kasih atas pendidikan dan jerih payah mereka serta ambillah pelajaran dari anak-anakmu betapa susahnya mendidik mereka. Seperti halnya betapa berat susahnya orangtua kita mendidik kita.
22. Orang yang berhak mendapat penghormatan adalah ibu, kemudian ayah. Ketahuilah bahwa surga berada di bawah telapak kaki ibu.
23. Doa kedua orangtua dalam kebaikan ataupun kejelekan di terima oleh Allah Swt. Maka berhati-hatilah terhadap doa mereka yang jelek.
24. Usahakan tidak menyakiti orangtua ataupun membuat mereka marah sehingga membuat diri kita merana di dunia dan akhirat. Ingatlah, anak-anakmu akan memperlakukan kamu sebagaimana kamu memperlakukan kedua orangtuamu.
25. Kedua orangtuamu mempunyai hak atas kamu, istri/suamimu mempunyai hak atas kamu. Jika suatu ketika mereka berselisih, usahakanlah dipertemukan dan berilah masing-masing hadiah secara diam-diam.
26. Bersopan santunlah kepada setiap orangtua, karena orang yang mencaci orangtua lain sama dengan mencaci orangtuanya sendiri.

Parodi Korupsi

Alkisah, setelah Hari Kiamat terjadi, bumi beserta alam semesta binasa,semua makhluk hidup mati, kemudian semua umat manusia dari zaman Nabi Adam as sampai umat manusia yang terakhir dikumpulkan di Padang Mahsyar. Saat semua manusia berdiri di depan pintu gerbang neraka dan surga, di sana terpampang banyak jamyang kecepatan putarannya berbeda-beda, ada yang lambat dan ada yang cepat. Karena rasa ingin tahunya, seorang manusia bertanya pada malaikat yang berdiri dihadapannya.

Manusia : Wahai malaikat, jam-jam apakah yang terpampang di sana? Mengapa ada banyak sekali jam namun beda putarannya?

Malaikat : Itu adalah jam dari setiap negara di dunia. Putaran jam itu menunjukkan seberapa tinggi tingkat korupsinya.

Manusia : oh begitu. Wahai malaikat, jam yang di sebelah sana itu,yang kecepatannya sedang, jam dari negara manakah itu?

Malaikat : Oh jam yang di sebelah sana itu adalah Amerika, tingkat korupsi di Amerika lumayan, namun tidak terlalu tinggi.

Manusia : Lantas jam yang putarannya lambat itu, jam darimanakah itu wahai malaikat?

Malaikat : Yang di sana itu? Itu negara Arab. Kau tahu? Di sana tingkat korupsinya rendah karena tegasnya hukum yang berlaku.

Manusia : Ya aku tahu itu, dan aku lihat semua jam dari negara ada di sini, namun aku tidak melihat jam dari negaraku.

Malaikat : Memangnya dari mana asalmu wahai manusia?

Manusia : Indonesia.

Malaikat :oh negara itu. Jam Indonesia kami letakkan di dalam neraka untuk kami jadikan kipas angin.

Manusia : ????????????564%^$%^#$%$#

Selasa, 29 November 2011

Surat Hikmah Pelangi

Pelangi, sebuah fenomena alam yang sering terjadi setelah hujan, fenomena alam yang indah karna terdiri dari berbagai warna yang berbeda (merah, jingga, kuning, hijau, biru, nila, ungu). pelangi tampak ketika hujan telah reda, penuh dengan keindahan. pernahkah terpikir oleh kita saat melihat pelangi, bahwa dia membawa pesan dari sang Pencipta untuk manusia di dunia? atau hanya diam saat melihatnya?

Pelangi muncul setelah hujan reda, membawa pesan bahwa untuk mendapat suatu hal yang indah (kesuksesan), kita harus basah atau melewati rintangan terlebih dahulu. tidak ada kesuksesan yang dengan mudah digapai tanpa ada ikhtiar, tidak ada yang "instant" untuk meraih sesuatu. banyak orang zaman sekarang ingin meraih kesuksesan namun tidak mau bersusah-payah, ingin semua tersedia begitu saja dalam sekejap mata, padahal semua itu perlu proses dalam menggapainya, seperti pelangi yang muncul setelah hujan. Pelangi juga menerangkan arti surat Al-insyirah (fa inna ma'a al-'usri yusran,inna ma'a al-'usri yusran), yang bisa kita artikan bahwa setelah kesulitan itu ada kemudahan, setelah kesukaran akan ada kemudahan, setelah saat murung akan ada saat bahagia.
lalu warna-warna pelangi, melambangkan perbedaan dalam keharmonisan, merah dengan biru, kuning dengan ungu, bukankah itu perbedaan yang jelas? namun tetap indah bukan? ini mengajarkan kita bahwa semua makhluk itu berbeda, namun bila kita menyadari dan menerima perbedaan itu semua akan indah dan teratur, layaknya sang pelangi.

Bagaimana Ikhwan Sejati?

Seorang remaja pria bertanya pada ibunya: Ibu, ceritakan padaku tentang ikhwan sejati...

Sang Ibu tersenyum dan menjawab... Ikhwan Sejati bukanlah dilihat dari bahunya yang kekar, tetapi dari kasih sayangnya pada orang disekitarnya....

Ikhwan sejati bukanlah dilihat dari suaranya yang lantang, tetapi dari kelembutannya mengatakan kebenaran.....

Ikhwan sejati bukanlah dilihat dari jumlah sahabat di sekitarnya, tetapi dari sikap bersahabatnya pada generasi muda bangsa ...


Ikhwan sejati bukanlah dilihat dari bagaimana dia di hormati ditempat bekerja, tetapi bagaimana dia dihormati didalam rumah...   Ikhwan sejati bukanlah dilihat dari kerasnya pukulan, tetapi dari sikap bijaknya memahami persoalan...

Ikhwan sejati bukanlah dilihat dari dadanya yang bidang, tetapi dari hati yang ada dibalik itu...

Ikhwan sejati bukanlah dilihat dari banyaknya akhwat yang memuja, tetapi komitmennya terhadap akhwat yang dicintainya...

Ikhwan sejati bukanlah dilihat dari jumlah barbel yang dibebankan, tetapi dari tabahnya dia mengahdapi lika-liku kehidupan...

Ikhwan Sejati bukanlah dilihat dari kerasnya membaca Al-Quran, tetapi dari konsistennya dia menjalankan apa yang ia baca...

....setelah itu, ia kembali bertanya...
" Siapakah yang dapat memenuhi kriteria seperti itu, Ibu ?"
Sang Ibu memberinya buku dan berkata.... "Pelajari tentang dia..." ia pun mengambil buku itu
"MUHAMMAD", judul buku yang tertulis di buku itu

Semoga kita bisa meniru dan konsisten dari segala sesuatu yang dicontohkan Rosululloh Amiiiin !!!

MAu hidup berkah? Dan rezeki bertambah? MAri bersyukur!


Kata "syukur" adalah kata yang berasal dari bahasa Arab.  Kata ini  dalam Kamus Besar Bahasa Indonesia diartikan sebagai:





(1) Rasa terima kasih kepada Allah





(2) Untunglah  (menyatakan lega, senang, dan sebagainya).





Jadi, syukur nikmat adalah sikap atau tindakan berterima kasih kepada Allah SWT atas segala nikmat yang telah diberikan oleh-Nya dalam hidup manusia. Adapun lawan dari sikap syukur nikmat adalah kufur nikmat.

Allah SWT memberi perintah kepada manusia untuk bersyukur yang disebutkan dalam firman-Nya,





“Wahai orang-orang yang beriman! Makanlah dari rezeki yang baik yang Kami berikan kepadamu dan bersyukurlah kepada Allah, jika kamu hanya menyembah kepada-Nya.” (Q.S Al-Baqarah :172)







 Sikap syukur selain media untuk dzikir kepada Allah, sikap syukur juga akan menambah nikmat-Nya seperti yang dijelaskan dalam firman Allah SWT,







“….Sesungguhnya jika kamu bersyukur niscaya Aku akan menambah nikmat kepadamu, tetapi jika kamu mengingkari nikmat-Ku, maka sesungguhnya azab-Ku sangat pedih.” (Q.S Ibrahim : 7)







Allah telah berjanji di dalam firman-Nya bila manusia itu mensyukuri nikmat-Nya maka nikmat untuknya akan ditambah, namun mayoritas manusia tidak memahami hal itu.







“Sesungguhnya manusia itu sangat ingkar dan tidak berterima kasih (bersyukur) kepada Rabb-Nya.” (Q.S Al-‘Aadiyat : 6)







Begitulah Allah menyinggung manusia untuk senantiasa bersyukur kepada-Nya karna memang telah banyak nikmat yang telah diberikan oleh-Nya, mulai dari nikmat bernapas, nikmat sehat, dan yang paling berharga nikmat iman dan islam, dll.







“Maka nikmat Tuhanmu yang manakah yang kamu dustakan?” (Q.S Ar-Rahman :13)







A.    Manfaat Syukur Nikmat



Seperti yang telah dijelaskan pada bab di atas, bahwa dengan bersyukur atas nikmat Allah, manusia akan mendapatkan banyak manfaat, seperti berikut :



1. Meningkatkan keimanan dan ketaqwaan kepada Allah SWT.



2. Menjauhkan dari sikap kufur nikmat.



3. Melapangkan rezeki.



4. Menjauhkan sikap su’udzon billah (berburuk sangka kepada Allah) dan membiasakan husnudzon billah (berbaik sangka kepada Allah).



5. Memperoleh hikmah dalam setiap kejadian, baik nikmat maupun musibah, dan hidup terasa bahagia.



Dan masih banyak lagi manfaat yang akan didapat oleh manusia yang senantiasa bersyukur atas nikmat Allah SWT dari pada manusia yang kufur nikmat.

AL-QUR'AN vs SAINS, Mana yang lebih dulu menjelaskan?

Zaman ini ilmu pengetahuan terus-menerus berkembang seiring dengan sering dilakukannya penelitian-penelitian oleh para ahli, namun tahukah kita bahwa Al-Qur’an telah menjelaskan semua hal-hal dalam dunia sains yang pada awalnya menjadi misteri bagi umat manusia? Mari kita lihat beberapa ayat di bawah ini.

Dan Kami telah meniupkan angin untuk mengawinkan (tumbuh-tumbuhan) dan Kami turunkan hujan dari langit, lalu Kami beri minum kamu dengan air itu dan sekali-kali bukanlah kamu yang menyimpannya” (QS. Al-Hijr : 22)



Dalam sains khususnya dalam biologi, tumbuhan dapat berkembang biak dengan beberapa cara dan salah satunya adalah dengan bantuan angin yang bertiup. Tiupan angin membawa serbuk sari dari bunga jantan yang kemudian jatuh pada putik sari, sehingga terjadilah perkawinan antara bunga itu. Hal ini manusia bisa katakan setelah penelitian dilakukan beberapa abad yang lalu, tapi bukankah Al-Qur’an telah lebih lama turun sebelum hal itu terungkap oleh manusia. Ketika sains belum semaju saat ini.


“Barang siapa yang Allah menghendaki akan memberikan kepadanya petunjuk, niscaya Dia melapangkan dadanya untuk (memeluk agama) Islam. Dan barang siapa yang dikehendaki Allah kesesatannya, niscaya Allah menjadikan dadanya sesak lagi sempit, seolah-olah ia sedang mendaki ke langit. Begitulah Allah menimpakan siksa kepada orang-orang yang tidak beriman.” (QS. Al-An’am : 125)



lapisan langit

Seperti yang telah kita ketahui bersama, ketinggian tempat berpengaruh pada jumlah oksigen yang tersedia. Semakin tinggi suatu tempat maka semakin tipis kadar oksigen yang berada pada wilayah itu. Bumi ini memiliki beberapa lapisan atmosfer, semakin tinggi lapisan atmosfer itu, maka semakin tipis dan berkurang kadar oksigen itu. Bayangkan, bagaimana mungkin manusia pada zaman Rasul mengetahui hal ini? Sedangkan zaman Rasul belum ditemukan pesawat terbang bahkan pesawat ulang-alik untuk menjelajah angkasa. Padahal pesawat baru ditemukan oleh Wright Bersaudara beberapa abad kemudian.

“Dan laut yang di dalam tanahnya ada api.” (QS. Ath-Thuur : 6)



Api dengan air adalah dua hal yang amat sangat bersebrangan dan tidak bisa menyatu, bila air menyerang api, maka padamlah api itu, namun bila api memanaskan air, maka air itu pun akan menguap, salah satu dari kedua hal itu akan kalah bila salah satunya lebih dominan. Namun penelitian membuktikan, bahwa di kedalaman laut di suatu daerah, terdapat gunung-gunung api yang aktif dan memiliki magma yang begitu panas sekitar kurang lebih 800 derajat celcius. Namun api yang berupa magma itu tidak padam walau berada di dalam air sekalipun dan air yang berada di sekilingnya tidak mendidih. Apakah dulu Rasul menyelam sampai jauh ke dalam laut untuk mengatakan hal itu? Bukankah semakin dalam akan terdapat tekanan yang bisa membahayakan manusia? Mengapa bisa begitu? Karna Al-Qur’an adalah firman-firman Allah Yang Maha Mengetahui segala sesuatu, dan bukan buatan manusia bahkan sekaliber Rasul sekalipun tidak bisa membuat atau menandingi Al-Qur’an.

Al-Qur’an adalah alam yang ditulis, alam adalah Al-qur’an yang tergambar, Nabi Muhammad SAW adalah Al-Qur’an yang berjalan dan bergerak.

Kasih Sayang Tak Berujung

Konon pada jaman dahulu, di suatu tempat ada semacam kebiasaan untuk membuang orang lanjut usia ke hutan. Mereka yang sudah lemah tak berdaya dibawa ke tengah hutan yang lebat, dan selanjutnya tidak diketahui lagi nasibnya.

Alkisah ada seorang anak yang membawa orang tuanya (seorang wanita tua) ke hutan untuk dibuang. Ibu ini sudah sangat tua, dan tidak bisa berbuat apa-apa lagi. Si anak laki-laki ini menggendong ibu ini sampai ke tengah hutan.

Selama dalam perjalanan, si ibu mematahkan ranting-ranting kecil. Setelah sampai di tengah hutan, si anak menurunkan ibu ini.

“Bu, kita! sudah sampai”, kata si anak. Ada perasaan sedih di hati si anak. Entah kenapa dia tega melakukannya.

Si ibu , dengan tatapan penuh kasih berkata:”Nak, Ibu sangat mengasihi dan mencintaimu. Sejak kamu kecil, Ibu memberikan semua kasih sayang dan cinta yang ibu miliki dengan tulus. Dan sampai detik ini pun kasih sayang dan cinta itu tidak berkurang."

"Nak, Ibu tidak ingin kamu nanti pulang tersesat dan mendapat celaka di jalan. Makanya ibu tadi mematahkan ranting-ranting pohon, agar bisa kamu jadikan petunjuk jalan”.

Setelah mendengar kata-kata ibunya tadi, hancurlah hati si anak. Dia peluk ibunya erat-erat sambil menangis. Dia membawa kembali ibunya pulang, dan merawatnya dengan baik sampai ibunya meninggal dunia.
 ***********************************************************************************************
Sebuah peribahasa mengatakan bahwa, "Kasih ibu sepanjang jalan, kasih anak sepanjang tongkat." betapa jauh perbandingan panjang antara sebuah jalan dengan panjang sebuah tongkat yang mungkin hanya beberapa meter saja panjangnya. pengorbanan orang tua (khususnya seorang ibu) untuk anak-anaknya tidak lah bisa kita balas sepenuhnya. ibu kita sering berkorban untuk kita, anak-anaknya. tidak peduli dengan keadaan dirinya, yang ada dalam hatinya hanya terlintas bahwa anak-anaknya bahagia. pernah kah kita menyadari ibu terkadang berbohong untuk menutupi keadaan dirinya yang sebenarnya pada anak-anaknya? atau sekedar mengucapkan "terima kasih" saat dia memasakkan makanan untuk kita? semua yang ibu lakukan adalah pengorbanan, tapi dalam pikiran kita itu semua tertutup dengan alasan "itu adalah kewajiban seorang ibu", sadarilah bahwa yang dilakukan itu adalah pengorbanan, bukan sekedar kewajiban. mungkin kita sebagai anak tidak bisa membalas banyak jasa-jasa ibu kita, paling tidak janganlah kita tega membuatnya menangis karna ulah kita. dan ingat satu hal, segalak-galaknya ibu kita, masih lebih galak Ibu kota.

Kamis, 24 November 2011

ALLAH TIDAK MEMILIKI SEGALANYA!

Allah itu mempunyai segalanya. Dari dulu pemahaman kita tentang Allah itu seperti itu, semua orang memahami seperti itu, tapi suatu hari saya membaca sebuah status yang kurang lebih berbunyi "Apa yang manusia miliki namun Tuhan (Allah) tidak miliki?". status itu membuat saya berpikir, bukankah Allah itu memiliki segalanya? Lantas apa yang tidak dimiliki oleh Allah, namun manusia justru memilikinya? Akhirnya saya bertanya kepada seorang ustadz, dan jawaban beliau adalah, memang ada yang tidak dimiliki oleh Allah, yaitu tidak memiliki kekurangan, sifat zhalim, pasangan, keturunan/anak dan orang tua, dsb. Dan akan dibahas sekilas pada dua hal, yaitu Allah tidak memiliki sifat zhalim dan tidak memiliki anak dan orang tua.

  • Allah tidak memiliki sifat zhalim
"......menundukkan matahari dan bulan. Masing-masing beredar hingga waktu yang ditentukan. Allah mengatur urusan (makhluk-Nya), menjelaskan tanda-tanda (kebesaran-Nya), supaya kamu meyakini pertemuan (mu) dengn Tuhanmu." (AR-Ra'du : 2)

Pergerakan matahari dan bulan, planet-planet, benda-benda langit semua diatur dan dikendalikan oleh Allah SWT, tidak ada yang luput dari kendali-Nya. Setiap saat, setiap detik tidak pernah Allah lepaskan kendali-Nya pada alam semesta ini. Mari kita bayangkan bila Allah memiliki sifat zhalim (malas) mengatur dan mengendalikan alam semesta ini walau hanya sedetik saja, apa yang terjadi? matahari mengeluarkan kekuatan panasnya secara berlebihan, bulan terlepas dari porosnya yang bisa menyebabkan saling bertabrakan dengan benda langit lain bahkan dengan bumi, lautan mengamuk, udara beregemuruh, maka binasalah alam semesta ini.

"Dan Tuhanmu sekali-kali tidak akan membinasakan negeri-negeri secara zalim, sedang penduduknya orang-orang yang berbuat kebaikan."(Huud : 117)

  • Allah tidak memiliki anak maupun orangtua
"Dia tidak beranak dan tiada pula diperanakan." (Al-Ikhlas : 3)

Allah itu Esa, Allah ada dengan sendiri-Nya, sejak zaman azali, tidak ada sesuatupun yang menciptakan-Nya. Lalu bagaimana bisa ada? tidak perlu kita bahas dan pikirkan permasalahn itu :) Dalil di atas sudah sangat jelas menyebutkan bahwa Allah tidak pernah memiliki orang tua, dan juga anak, sejak dulu Allah tidak pernah diganti oleh penerus-Nya, ataupun menggantikan pendahulu-Nya, namun dari dulu hingga Hari Pembalasan nanti, tetaplah Allah Yang sama.

"Dialah Yang Awal dan Yang Akhir. Yang Lahir dan Yang Batin, dan Dia Maha Mengetahui segala sesuatu."(Al-Hadid : 3)

Wallahu'alam bis showab. Semoga notes yang saya buat ini bermanfaat, mohon maaf bila terdapat kesalahan.
Wassalamu'alaykum Wr. Wb.

Letakkan Gelasnya


Seorang Professor memulai perkuliahannya dengan memegang sebuah gelas yang berisi air. Dia memegangnya tinggi agar seluruh mahasiswanya melihat dan kemudian Professor itu bertanya kepada seluruh mahasiswa di kelas.
                “Menurut kalian, berapa berat dari gelas yang aku pegang ini?”
                “50 grams!’....’100 grams!’....’125 grams!’.....” para mahasiswa menjawab satu per satu.
                “Sejujurnya, aku tidak mengetahui pasti berapa berat gelas ini.” Jawab sang Professor, “tapi pertanyaanku adalah, apa yang terjadi jika aku terus memegangnya untuk beberapa menit?”
                “Tidak ada!” jawab seluruh mahasiswa. “Oke, lalu apa yang terjadi jika aku terus memegangnya selama satu jam?”
                “Bahumu mulai terasa sakit.” Jawab salah satu mahasiswa. “Ya, kau benar, sekarang, apa yang terjadi jika aku terus memegangnya selama satu hari?”
                “Bahumu akan terasa lebih sakit dan pegal, kau mungkin akan mengalami cedera otot dan harus pergi ke rumah sakit!” jawab salah satu mahasiswa.
Seluruh mahasiswa tertawa. “Ya, jawaban yang cukup bagus. Tapi,setelah beberapa hal tadi, apa berat dari gelas ini berubah?” tanya sang Professor. “Tidak.” Jawab mahasiswanya.
                “Lalu, apa yang menyebabkan bahu menjadi sakit dan cedera?” Mahasiswa-mahasiswi bingung menjawabnya. “Letakkan saja gelasnya!” jawab salah satu mahasiswa.
                “Tepat!” ucap sang Professor. “Masalah dalam hidup layaknya gelas yang dipegang ini, kau memikirkannya untuk beberapa menit dalam pikiranmu, kau masih terlihat baik-baik saja. Memikirkan terus untuk waktu yang lebih lama, kau mulai merasakan sakit. Kau memikirkannya lebih lama lagi, kau bisa stress dan tidak akan melakukan apapun yang lain.”
                “Memang penting untuk memikirkan solusi dari masalah dalam hidupmu, tapi lebih baik bila  bertawakkal kepada Allah SWT. Dan ‘meletakkan’ masalah itu di akhir harimu sebelum kau tidur. Dengan begitu, kau tidak akan stress dan bisa menghadapi tantangan dan masalah yang akan datang lebih baik. Jadi, ingatlah untuk ‘meletakkan gelas’ di akhir harimu dan percayalah kepada Allah SWT.”
Dialah yang telah menurunkan ketenangan ke dalam hati orang-orang mukmin untuk menambah keimanan atas keimanan mereka (yang telah ada). Dan milik Allah-lah bala tentara langit dan bumi, dan Allah Maha Mengetahui, Maha Bijaksana.” (Q.S Al-Fath :4)
                “Ketenangan adalah salah satu tanda iman yang kuat sementara kekhawatiran dan stress adalah tanda iman yang lemah. Katakan pada pikiranmu setiap hari sebelum dirimu tidur:
Wahai jiwa yang tenang! Kembalilah kepada Tuhanmu dengan hati yang ridho dan diridhoi-Nya. Maka masuklah ke dalam golongan hamba-hamba-Ku, dan masuklah ke dalam surga-Ku.” (Q.S Al-Fajr : 27-30)