Setiap apa yang terjadi mengandung hikmah bagi setiap orang yang mau melihatnya lebih bijak. Karena bersama kesedihan terdapat kebahagiaan.

Minggu, 18 September 2011

Kenapa harus mereka?

Terkadang orang heran dan bertanya, kenapa harus mereka?


Yang bajunya panjang, tertutup rapat, dan malu-malu kalau berjalan..

Aku menjawab.. Karena mereka, lebih rela bangun pagi menyiapkan sarapan buat sang suami dibanding tidur bersama mimpi yang kebanyakan dilakukan oleh perempuan lain saat ini..

Ada juga yang bertanya, mengapa harus mereka?

Yang sama laki-laki-pun tak mau menyentuh, yang kalau berbicara ditundukkan pandangannya.. Bagaimana mereka bisa berbaur…

Aku menjawab.. Tahukah kalian.. bahwa hati mereka selalu terpaut kepada yang lemah, pada pengemis di jalanan, pada perempuan-perempuan renta yang tak lagi kuat menata hidup. Hidup mereka adalah sebuah totalitas untuk berkarya di hadapan-Nya.. Bersama dengan siapapun selama mendatangkan manfaat adalah kepribadian mereka.. Untuk itu, aku menjamin mereka kepadamu, bahwa kau takkan rugi memiliki mereka, kau takkan rugi dengan segala kesederhanaan, dan kau takkan rugi dengan semua kepolosan yang mereka miliki.. Hati yang bening dan jernih dari mereka telah membuat mereka menjadi seorang manusia sosial yang lebih utuh dari wanita di manapun..


Sering juga kudengar.. Mengapa harus mereka?


Yang tidak pernah mau punya cinta sebelum akad itu berlangsung, yang menghindar ketika sms-sms pengganggu dari para lelaki mulai berdatangan, yang selalu punya sejuta alasan untuk tidak berpacaran.. bagaimana mereka bisa romantis? bagaimana mereka punya pengalaman untuk menjaga cinta, apalagi jatuh cinta?

Aku menjawab..

Tahukah kamu.. bahwa cinta itu fitrah, karena ia fitrah maka kebeningannya harus selalu kita jaga. Fitrahnya cinta akan begitu mudah mengantarkan seseorang untuk memiliki kekuatan untuk berkorban, keberanian untuk melangkah, bahkan ketulusan untuk memberikan semua perhatian.

Namun, ada satu hal yang membedakan antara mereka dan wanita-wanita lainnya.. Mereka memiliki cinta yang suci untuk-Nya.. Mereka mencintaimu karena-Nya, berkorban untukmu karena-Nya, memberikan segenap kasihnya padamu juga karena-Nya… Itulah yang membedakan mereka..

Tak pernah sedetikpun mereka berpikir, bahwa mencintaimu karena fisikmu, mencintaimu karena kekayaanmu, mencintaimu karena keturunan keluargamu.. Cinta mereka murni.. bening.. suci.. hanya karena-Nya..

Kebeningan inilah yang membuat mereka berbeda… Mereka menjadi anggun, seperti permata-permata surga yang kemilaunya akan memberikan cahaya bagi dunia. Ketulusan dan kemurnian cinta mereka akan membuatmu menjadi lelaki paling bahagia..


Sering juga banyak yang bertanya.. mengapa harus mereka?


Yang lebih banyak menghabiskan waktunya dengan membaca Al-Qur’an dibanding ke salon, yang lebih sering menghabiskan harinya dari kajian ke kajian dibanding jalan-jalan ke mall, yang sebagian besar waktu tertunaikan untuk hajat orang banyak, untuk dakwah, untuk perubahan bagi lingkungannya, dibanding kumpul-kumpul bersama teman sebaya mereka sambil berdiskusi yang tak penting.


Bagaimana mereka merawat diri mereka? bagaimana mereka bisa menjadi wanita modern?

Aku menjawab..

Tahukah kamu, bahwa dengan seringnya mereka membaca al Qur’an maka memudahkan hati mereka untuk jauh dari dunia.. Jiwa yang tak pernah terpaut dengan dunia akan menghabiskan harinya untuk memperdalam cintanya pada Allah.. Mereka akan menjadi orang-orang yang lapang jiwanya, meski materi tak mencukupi mereka, mereka menjadi orang yang paling rela menerima pemberian suami, apapun bentuknya, karena dunia bukanlah tujuannya. Mereka akan dengan mudah menyisihkan sebagian rezekinya untuk kepentingan orang banyak dibanding menghabiskannya untuk diri sendiri. Kesucian ini, hanya akan dimiliki oleh mereka yang terbiasa dengan al Qur’an, terbiasa dengan majelis-majelis ilmu, terbiasa dengan rumah-Nya.

Jangan khawatir soal bagaimana mereka merawat dan menjaga diri… Mereka tahu bagaimana memperlakukan suami dan bagaimana bergaul di dalam sebuah keluarga kecil mereka. Mereka sadar dan memahami bahwa kecantikan fisik penghangat kebahagiaan, kebersihan jiwa dan nurani mereka selalu bersama dengan keinginan yang kuat untuk merawat diri mereka. Lalu apakah yang kau khawatirkan jika mereka telah memiliki semua kecantikan itu?

Dan jangan takut mereka akan ketinggalan zaman. Tahukah kamu bahwa kesehariannya selalu bersama dengan ilmu pengetahuan.. Mereka tangguh menjadi seorang pembelajar, mereka tidak gampang menyerah jika harus terbentur dengan kondisi akademik. Mereka adalah orang-orang yang tahu dengan sikap profesional dan bagaimana menjadi orang-orang yang siap untuk sebuah perubahan. Perubahan bagi mereka adalah sebuah keniscayaan, untuk itu mereka telah siap dan akan selalu siap bertransformasi menjadi wanita-wanita hebat yang akan memberikan senyum bagi dunia.

Dan sering sekali, orang tak puas.. dan terus bertanya.. mengapa harus mereka?

Pada akhirnya, akupun menjawab…

Keagungan, kebeningan, kesucian, dan semua keindahan tentang mereka, takkan mampu kau pahami sebelum kamu menjadi lelaki yang shalih seperti mereka..

Yang pandangannya terjaga.. yang lisannya bijaksana.. yang siap berkeringat untuk mencari nafkah, yang kuat berdiri menjadi seorang imam bagi sang permata mulia, yang tak kenal lelah untuk bersama-sama mengenal-Nya, yang siap membimbing mereka, mengarahkan mereka, hingga meluruskan khilaf mereka…

Kalian yang benar-benar hebat secara fisik, jiwa, dan iman-lah yang akan memiliki mereka. Mereka adalah bidadari-bidadari surga yang turun ke dunia, maka Allah takkan begitu mudah untuk memberikan kepadamu yang tak berarti di mata-Nya… Allah menjaga mereka untuk sosok-sosok hebat yang akan merubah dunia. Menyuruh mereka menunggu dan lebih bersabar agar bisa bersama dengan para syuhada sang penghuni surga… Menahan mereka untuk dipasangkan dengan mereka yang tidurnya adalah dakwah, yang waktunya adalah dakwah, yang kesehariannya tercurahkan untuk dakwah.. sebab mereka adalah wanita-wanita yang menisbahkan hidupnya untuk jalan perjuangan.

Allah mempersiapkan mereka untuk menemani sang pejuang yang sesungguhnya, yang bukan hanya indah lisannya.. namun juga menggetarkan lakunya.. Allah mempersiapkan mereka untuk sang pejuang yang malamnya tak pernah lalai untuk dekat dengan-Nya.. yang siangnya dihabiskan dengan berjuang untuk memperpanjang nafas Islam di bumi-Nya.. Allah mempersiapkan mereka untuk sang pejuang yang cintanya pada Allah melebihi kecintaan mereka kepada dunia.. yang akan rela berkorban, dan meninggalkan dunia selagi Allah tujuannya.. Yang cintanya takkan pernah habis meski semua isi bumi tak lagi berdamai kepadanya.. Allah telah mempersiapkan mereka untuk lelaki-lelaki shalih penghulu surga…

Seberat itukah?

Ya… Takkan mudah.. sebab surga itu tidak bisa diraih dengan hanya bermalas-malasan tanpa ada perjuangan…

Jumat, 16 September 2011

Galaunya Sang Mentor

Assalamu’alaykum Wr. Wb.

Galau? Perasaan ga karuan, ga jelas dan amat sangat membingungkan. Hampir semua orang pasti pernah merasakan atau mengalami yang namanya kegalauan. Kalo engga perah, engga manusiawi, karna galau itu fitrah manusia. Kalau ada yang mencela-cela kegalauan, ya berarti dia mencela fitrahnya dan secara engga langsung mencela Allah, kan Yang Menciptakan manusia itu Cuma Allah SWT. Eits, buat yang sering galau, jangan senang dulu saya berargumen seperti itu, apalagi kalau yang galau itu adalah seorang mentor. Nah jadi galau itu sebenarnya yang kayak gimana sih yang boleh? Yuk kita bahas J

Jadi, seperti yang tadi saya jelaskan di atas, bahwa galau itu sifat fitrah manusia, bahkan Rasul pun galau akan masa depan ummatnya, hingga beliau di saat akhir hayatnya berkata, “ummati, ummati, ummati.” Beliau pun pernah galau. Rasul saja bisa galau, apalagi kita manusia biasa, pasti bisa galau kan? Tapi mari kita coba telusuri dulu kegalauan yang melanda diri kita itu, apa penyebabnya? Apakah kita menggalauan hal yang penting dan prioritas? Atau hanya galauin yang engga penting?

Kalau yang digalaukan itu hal keluarga, masa depan, agama, Akhirat, itu tidak dilarang, wajar, justru baik. Karna kegalauan itu yang insyaAllah akan memacu seseorang menjadi pribadi yang lebih bijak dan juga dewasa. Tapi... kalau yang digalaukan adalah hal yang tidak penting, contoh paling sering kita temui di sekitar kita adalah galau cinta dengan lawan jenis, yang belum waktunya, nah itu tuh engga penting banget, saya ulangi, engga penting! Galau tipe kedua ini justru sebaliknya dari tipe pertama, bukannya membuat seseorang lebih bijaksana, tapi malah bikin engga produktif dan juga menjadi pribadi yang bermental lemah.
Sekarang saya mau membahas lebih spesifik lagi bahasan kita, galau karna cinta pada lawan jenis yang belum pada waktunya. Hal yang ini yang paling gampang menyerang ikhwan dan akhwat pada usia belia dan beranjak dewasa.  Mereka jadi kurang aktif, kurang bisa berkreasi, karena yang ada dalam pikiran mereka hanya si pujaan hati, lebih-lebih bila ternyata perasaan itu bertepuk sebelah tangan, tambah galau, tambah diam, dan tambah tidak produktif!

Mentor itu pun adalah sebagai panutan dan contoh teladan mentee yang dibimbingnya, bila mentornya saja sering galau, bagaimana dengan menteenya? Karna mentor bukan saja bertugas memberi dan menjelaskan materi, tapi juga menajdi teladan yag baik bagi menteenya. Jadi alangkah baiknya bila seoranh mentor tidak galau memikirkan hal ini, kalaupun terpikirkan, lebih baik tidak diungkapkan di depan umum.

Semoga apa yang saya tulis ini bermanfaat bagi kita semua, aamiin Allahuma aamiiin. Allahu a’lam bishawab.
Wassalamu’alaykum Wr. Wb.

Tatkala Ikhtiar Bicara

Assalamu’alaykum Wr. Wb.
Apa kabar semua? Semoga kita semua selalu dalam limpahan rahmat dan nikmat dari Allah SWT, dan juga alhamdulillah kita selalu ucapkan syukur kepada Allah ‘Azza Wa Jalla, sungguh orang-orang yang tidak mensyukuri nikmat Allah adalah orang-orang yang dan akan mendapat ‘azab dari Allah Yang Maha Kuasa.
Pernah engga kita merasa kesulitan? Merasa tidak bisa untuk melakukan suatu pekerjaan yang baru dan sulit untuk kita lakukan? Bahkan terkadang sampai merasa putus asa, atau malah meninggalkan pekerjaan itu? Yah jangan harap jadi pemenang atau orang sukses kalau sikapnya seperti itu mah hehehe, cari laut terdekat terus nyemplung aja sekalian hehehe afwan, bercanda.

Tau pepatah Arab yang ini engga, “Man Jadda Wajada”, “Barangsiapa bersungguh-sungguh, maka dia akan berhasil”? Saya yakin kita semua pernah atau bahkan sering mendengar pepatah ini disebut-sebut. Tapi pernah kita pahami atau kita hayati bunyi pepatah ini? Sebagian orang akan menjawab ya, dan sebagian lagi akan menjawab tidak, taruhan deh! *eh taruhan kan dosa, haram!* Mari kita sedikit bernostagila *nostalgia maksud saya* dulu waktu kita semua belum bisa berjalan, saat kita belum berjalana sebaik hari ini, ingatkah?
Tentu saja tidak ingat, karna itu saat kita masih sangat kecil, tapi kalau kita lihat anak bayi yang belajar berjalanan, kita bisa lihat kegigihan mereka, kesungguhan mereka untuk bisa berjalan. Walaupun ketika mereka belajar berjalan, selalu jatuh, bahkan ada penilitian yang mengatakan saat balita belajar berjalan, mereka terjatuh sebanyak kurang lebih 400 kali! *benarkah begitu? Saya hanya bisa menjawab, “Allahu a’lam bishawab” karna saya tidak menghitung hehehe* tapi benar atau tidak analisa itu, mari kita ambil hikmahnya.

Bayangkan bila anak bayi yang sedang belajar berjalan itu tidak gigih, tidak sungguh-sungguh, tidak memiliki tekad yang kuat, misalnya saat anak bayi belajar berjalan itu lalu dia terjatuh dan tidak mau mencobanya lagi, apa yang terjadi? Saya jamin, anak bayi itu tidak akan pernah bisa berjalan dewasanya, ya bagaimana tidak? Belum juga berhasil dan bisa berjalan dengan lancar, tapi sudah berhenti mencoba. Tapi ketika masih bayi, dalam pola pikir manusia belum ada yang namanya P-E-S-I-M-I-S, tapi selalu O-P-T-M-I-S jadi meskipun berdiri, jatuh. Satu dua langkah, jatuh. Tapi bayi tetap berusaha berdiri dan berjalan kembali hingga akhirnya (kita) bisa berjalan *bahkan beberapa orang bisa salto, koprol, dsb hehehe* jadi intinya apa? Yang penting apa? Benar! IKHTIAR, usaha, kerja keras.

Ingat janji Allah dalam kitab suci-Nya, “...Sesungguhnya Allah tidak mengubah keadaan suatu kaum sehingga mereka mengubah keadaan yang ada pada diri mereka sendiri.......” (Ar-Ra’du : 11). Jadi intinya lagi dan lagi, IKHTIAR mbak, mas, akhi, ukhti! Bagaimana kita mau berjalan? Bagaimana kita mau sukses? Kalau berusaha aja engga, ya kan? Mau sukses kok instant? Asal tau aja  nih, sukses instant bisa engga sih? Bisa! Siapa bilang engga bisa? Tapi ingat, sukses yang instant, ya instant juga waktunya alias cepat hilang/selesai juga kesuksesan itu, engga percaya? Yah udah sering lihat kan kita semua. Orang-orang biasa yang tenar dan populer lewat situs atau video amatir, tenarnya langsung melesat, turunnya juga melesat, apalagi kalo engga punya skill apapun, bukan melesat lagi, tapi meroket hehehe. Yah akhirnya, kembali kita renungkan, “Mau sukses? Mau berhasil? Mau bisa melakukan suatu hal baru? Ikhtiar, ikhtiar, ikhtiar, ikhtiar, ikhtiar! Nah kalau sudah ikhtiar, sudah optimal dan maksimal, baru deh tawakkal, alias berserah diri kepada Allah ‘Azza Wa Jalla, biarkan Allah Yang menentukan layakkah hal itu untuk kita, atau pantaskah hal itu untuk kita? Kalau ternyata Allah menentukan itu tidak pantas, “La takhofi wa tahzani, innalllaha ma’ana.” “Jangan takut dan jangan sedih, sesungguhnya Allah bersama kita”, dan yakinlah Allah selalu memberikan yang terbaik untuk kita sesuai dengan usaha/ikhtiar kita, aamiin Allahuma istajib Ya Allah, eits, jangan lupa, kalau dikabulin, ucapin hamdalah, Alhamdu lillah. Semoga artikel yang saya buat ini bermanfaat bagi kita semua, insyaAllah. 

Bila ada salah kata, saya mohon maaf karna manusia merupakan tempat khilaf, dan yang benar hanya Allah SWT. Syukron katsiron.
Wassalamu’alaykum Wr. Wb.

Selasa, 13 September 2011

Cinta Dalam Diam

Diamku bukan karena bisu
Tak melihatmu bukan ku melupakanmu
Acuhkan kata – katamu bukan ku telah bosan padamu

Sungguh! Karena kutakut salah niatku padamu!!!
Pesan Syaikhul Islam Ibnu Taimiyah :
“Jangan pernah kau menyalahkan cinta, tapi salahkan mereka yang menyalahgunakan cinta hingga berbuat dosa”
(astaghfirullahu wa’atubu ilaih)

CINTA DALAM DIAM
cinta dalam diam
Bila belum siap melangkah lebih jauh dengan seseorang..
cukup cintai ia dalam diam..
karena diammu adalah salah satu bukti cintamu padanya..
Kau ingin memuliakan dia, dengan tidak mengajaknya menjalin hubungan
terlarang yg Allah murkai..
Kau tak mau merusak kesucian dan penjagaan hatinya..
karena diammu memuliakan kesucian diri dan hatimu..
menghindarkan dirimu dari hal-hal yang akan merusak izzah dan iffahmu..
karena diammu bukti kesetiaanmu padanya..
karena mungkin saja orang yang kau cinta adalah juga orang yang telah
Allah SWT pilihkan untukmu..

Ingatkah kalian tentang kisah Fatimah dan Ali?

Yang keduanya saling memendam apa yang mereka rasakan, tapi pada akhirnya mereka dipertemukan dalam ikatan suci nan indah..

karena dalam diammu tersimpan kekuatan..

kekuatan harapan,kekuatan impian, hingga mungkin saja Allah akan membuat nyata hingga cintamu yang diam itu dapat berbicara dalam kehidupan nyata..

Bukankah Allah tak pernah memutuskan harapan hamba yang berharap padaNya?

Dan jika memang “cinta dalam diammu”  itu tak memiliki kesempatan untuk berbicara di dunia nyata, biarkan ia tetap dalam diam..

Ya..biarkan…karena Allah masih punya rencana dan “hadiah” lain untukmu…
jika ia bukan milikmu, melalui waktu, Allah akan menghapus “cinta dalam diammu”, dengan memberi rasa yang lebih indah dan orang yang tepat..

Biarkan “cinta dalam diammu” itu menjadi memori tersendiri di sudut hatimu..
menjadi rahasia antara kau dan Sang Pemilik hatimu….

Sudahkah aku pantas untuk dia?

Benar – benar pantas??

Biarkan jiwamu terbang bebas menjalani semua niatmu, yang terpenting, kita perlu berbaik sangka selalu pada Allah…

Pasangan kita adalah cerminan sosok yang hampir mirip dengan kita…

Cintamu pada orang yang kau cintai dan sayangi, titipkanlah…

Titipkanlah pada Allah Ta’alaa..

Sebab hanya Allah Yang Maha Menjaga...

Dikala kau dan dia saling memendam rindu, ingin bertemu...

Allah menjaga dengan menenangkan hatimu melalui dzikir dan tadabbur…

Cintamu pada orang yang sungguh – sungguh kau sayangi adalah milik – Nya.

Subhanallah,,so sweet…^_^
Yakinlah bila saat’y telah tiba Allah akan mempertemukan dgn seseorang yg terbaik menurut-Nya untuk kita!
Tetap istiqomah untuk menjaga hati, sampai hati ini berlabuh ke tempat yg halal…:)
Karena,,Hati ini hanya Allah yg tahu…